Ashley St. Clair Sindir Elon Musk di Tengah Perseteruan dengan Donald Trump

Ashley St. Clair Sindir Elon Musk di Tengah Perseteruan dengan Donald Trump

Ashley St. Clair, mantan kekasih Elon Musk dan ibu dari anak mereka yang berusia sembilan bulan, Romulus, melontarkan sindiran tajam terhadap miliarder teknologi tersebut di tengah memanasnya hubungan Musk dengan Presiden Donald Trump.

 

Melalui akun X pada Rabu, St. Clair menyampaikan komentarnya dengan nada satir, menyebut, “Hey @realDonaldTrump, lmk if u need any breakup advice,” atau dalam bahasa Indonesia, “Hei Trump, beri tahu aku jika kamu butuh saran putus cinta.” Sindiran ini muncul beberapa hari setelah Musk mengundurkan diri dari posisinya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) di pemerintahan Trump, 28 Mei lalu.

 

Ketegangan antara Musk dan Trump bermula dari kritik tajam Musk terhadap RUU pemotongan pajak dan pengeluaran “One Big Beautiful Bill Act” yang disahkan DPR AS pada Mei dan kini sedang dibahas di Senat. Musk mengklaim bahwa RUU tersebut akan memperburuk utang negara dan secara terbuka menegaskan perannya dalam kemenangan Trump di pemilu. “Tanpa saya, Trump akan kalah,” tulis Musk, seraya menambahkan, “Sungguh tidak tahu berterima kasih.”

 

Namun, Trump tak tinggal diam. Dalam unggahan di platform Truth Social, ia mengklaim bahwa dirinya yang meminta Musk keluar dari kabinet dan mencabut mandat kendaraan listrik yang sebelumnya menguntungkan Tesla. “Elon sudah melewati batas,” tulis Trump. “Saya yang menyuruhnya pergi, saya cabut mandat EV yang tidak diinginkan siapa pun (dan dia tahu itu selama berbulan-bulan!), dan dia langsung ‘gila’!”

 

Musk membalas tudingan itu sebagai “kebohongan terang-terangan” dan membantahnya di platform X. Ketegangan ini sangat kontras dengan hubungan hangat keduanya tahun lalu. “Saya mencintai presiden,” ujar Musk dalam wawancara dengan Fox News pada Februari. Sebaliknya, Trump pernah menyebut Musk sebagai “pria jenius super” dan “karakter spesial” usai kemenangan pemilunya.

 

Di tengah konflik personal dan politik ini, publik juga mencermati struktur kabinet Trump yang baru. Wakil Presiden JD Vance, mantan marinir dan penulis buku laris “Hillbilly Elegy”, kini berada dalam posisi strategis sebagai pengambil keputusan di Senat. Sementara itu, mantan senator Marco Rubio ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri dan mendapatkan konfirmasi penuh dari Senat.

 

Tokoh lainnya dalam kabinet termasuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan, yang merupakan mantan eksekutif Soros Fund Management, serta Pete Hegseth sebagai Menteri Pertahanan, yang sebelumnya dikenal sebagai pembawa acara Fox News dan veteran Garda Nasional Angkatan Darat.

 

Perseteruan Trump-Musk, dibumbui sindiran personal dari St. Clair, membuka babak baru dalam dinamika kekuasaan dan pengaruh antara dua tokoh besar AS, dan tampaknya akan terus menjadi sorotan media serta publik dalam waktu dekat. 

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index