Hujan lebat dan banjir yang melanda beberapa wilayah di Sri Lanka telah menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menelan korban jiwa. Setidaknya enam orang dilaporkan tewas dalam bencana ini, sementara sekolah-sekolah di beberapa daerah terpaksa ditutup.
Hujan deras yang terus-menerus telah mengakibatkan sungai meluap dan banjir bandang di berbagai wilayah negara ini. Daerah-daerah terkena dampak terbesar termasuk Distrik Galle, Matara, dan Kalutara di pesisir selatan Sri Lanka. Beberapa desa dan pemukiman terendam oleh air banjir, menyebabkan evakuasi massal penduduk.
Petugas penyelamat dan relawan telah bekerja keras untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak oleh banjir. Mereka menggunakan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya untuk mencapai warga yang membutuhkan pertolongan. Namun, kondisi cuaca yang ekstrem telah membuat operasi penyelamatan menjadi lebih sulit.
Pemerintah Sri Lanka telah mengumumkan bahwa sekolah-sekolah di wilayah yang terkena dampak akan ditutup untuk sementara waktu demi keselamatan siswa dan staf. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan memastikan bahwa pendidikan anak-anak dapat dilanjutkan setelah situasi membaik.
Selain korban jiwa, banjir ini juga telah menyebabkan kerusakan signifikan pada properti dan infrastruktur. Rumah-rumah hancur dan lahan pertanian terendam, mengancam mata pencaharian banyak orang. Pemerintah Sri Lanka telah memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak, tetapi pemulihan penuh dari bencana ini diperkirakan akan memerlukan waktu.
Hujan lebat dan cuaca ekstrem telah menjadi semakin umum di berbagai belahan dunia, dan Sri Lanka bukanlah satu-satunya negara yang menghadapi ancaman ini. Perubahan iklim yang terus berlanjut menjadi salah satu penyebab utama cuaca ekstrem seperti banjir dan tanah longsor. Negara-negara di seluruh dunia terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dan melindungi warganya dari dampaknya.
