Dewan Keamanan PBB Prihatin atas Serangan terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian

Dewan Keamanan PBB Prihatin atas Serangan terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian
(Foto: Hussein/AP News)

Surabaya, AAD TODAY -  Dewan Keamanan PBB menyatakan "kepriatinan yang kuat" pada Senin (14/10/2024) atas serangan Israel yang menembaki dan melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan. Pernyataan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya intensitas pertempuran di wilayah tersebut.

Melansir dari AP News, pernyataan ini merupakan yang pertama dari badan PBB tertinggi sejak dimulainya serangan Israel terhadap posisi pasukan penjaga perdamaian UNIFIL pekan lalu, yang telah menuai kecaman internasional.

Jean-Marie Lacroix, Kepala Penjaga Perdamaian PBB, mengatakan kepada wartawan bahwa Sekretaris Jenderal António Guterres telah mengonfirmasi pasukan penjaga perdamaian akan tetap di posisinya. Hal ini disampaikan meskipun adanya desakan dari Israel agar pasukan bergerak 5 kilometer ke utara selama invasi darat di Lebanon.

Israel telah meningkatkan kampanyenya melawan Hizbullah di Lebanon, melintasi perbatasan yang ditetapkan PBB. Kedua pihak telah terlibat konflik sejak kelompok militan yang didukung Iran itu mulai menembakkan roket setahun lalu sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas di Gaza. Perang ini dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

Pernyataan Dewan Keamanan, yang dibacakan oleh Duta Besar Swiss untuk PBB, Pascale Baeriswyl, selaku presiden Dewan Keamanan saat ini, mendesak semua pihak "untuk menghormati keselamatan dan keamanan personil UNIFIL dan gedung-gedung PBB."

Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, menyatakan kepada wartawan bahwa pernyataan dewan tersebut mengirimkan pesan kepada rakyat Lebanon bahwa "dewan peduli, memperhatikan masalah ini, dan berbicara dengan satu suara."

Dewan Keamanan juga menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil, hancurnya infrastruktur, dan meningkatnya jumlah pengungsi internal. Dalam sebulan terakhir, lebih dari 1.400 orang di Lebanon, termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah, tewas dan 1,2 juta orang mengungsi. Sementara itu, sekitar 60 warga Israel tewas dalam serangan Hizbullah tahun lalu.

Lacroix menambahkan bahwa lima penjaga perdamaian UNIFIL telah terluka dalam beberapa hari terakhir dan PBB telah mengajukan protes kepada Israel. Juru bicara Angkatan Darat Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, menegaskan bahwa Israel akan menyelidiki insiden tersebut.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyerukan agar UNIFIL mengindahkan peringatan Israel untuk mengungsi, menuduh mereka "menyediakan perisai manusia" bagi Hizbullah.

Lacroix menekankan pentingnya pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisinya, dengan harapan akan ada kembalinya ke meja perundingan dan upaya nyata untuk menerapkan Resolusi 1701 secara penuh.

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index