Dalam era digital yang penuh kreativitas, sosok Ali Azhar Damarrosydi atau yang akrab disapa Ali Azhar D tampil sebagai representasi generasi muda berbakat yang mampu mengombinasikan passion, edukasi, dan teknologi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra Surabaya ini telah berhasil mengukir prestasi gemilang melalui konten kreasi yang fokus pada eksplorasi sejarah, pariwisata, dan kebudayaan Indonesia.
Perjalanan Ali bermula dari lingkungan pesantren Amanatul Ummah Surabaya, di mana ia menghabiskan waktu selama lima tahun—tiga tahun pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan dua tahun di Madrasah Aliyah (MA) dengan program akselerasi. "Aku kan aslinya anak pesantren di Amanatul Ummah Surabaya dari MTs sampai MA saya mondok di situ, cuma yang MA-nya aja ini ikut program akselerasi 2 tahun. Jadi, saya mondok saat MTs 3 tahun, lalu MA 2 tahun," jelasnya dengan antusias.
Setelah menyelesaikan pendidikan pesantren, Ali memutuskan untuk mengeksplorasi kota kelahirannya, Surabaya. "Dari saya di pesantren itu kan saya jarang keluar, jadi saat lulus ini baru saya mengeksplorasi kota kelahiranku ini," ujarnya. Keputusan ini membawanya pada sebuah perjalanan dokumentasi sejarah yang memukau, di mana ia tidak sekadar menjadi kreator konten, melainkan juga seorang pewaris dan penyebar narasi sejarah lokal.
Untuk menghasilkan konten yang berkualitas, Ali menerapkan metode penelitian komprehensif. Ia mengandalkan tiga sumber utama: Surabaya Sightseeing and City Tour, buku "Soerabia Tempo Doeloe" karya Dukut Imam Widodo, dan cerita langsung dari juru kunci atau masyarakat setempat. "Saya ingin buat konten sejarah itu karena ingin mengedukasi masyarakat Surabaya tentang sejarah kotanya, atau mungkin bisa dijadikan referensi," tegasnya dengan semangat.
Prestasi akademik Ali tidak kalah mengesankan. Pada tahun 2022, ia meraih penghargaan "Student with The Most Credit Point" yang membuktikan kemampuannya dalam bidang akademik. "Saya waktu itu dapat penghargaan karena kredit point saya tinggi dengan kategori Student with The Most Credit Point 2022. Alhamdulillah saya menang, kalau perasaan ya biasa aja sih," ungkapnya dengan rendah hati.
Kiprahnya semakin meluas ketika ia menerima pengakuan dari Prof Burhan Bungin pada acara Fikomrade's Day Commchella 2024. Ia meraih kategori "In Recognition of being The Most Viewed Campaign Video in Intercultural Communication", yang menandakan signifikansi kontennya dalam konteks komunikasi antarbudaya.
Di samping aktivitasnya sebagai kreator konten, Ali juga mulai merambah dunia perfilman. Ia terlibat sebagai kru behind the scene (BTS) dalam film "Spiral" yang disutradarai oleh kakak tingkatnya, Rosihan Amril Farouqi. "Saya diberi proyek oleh kakak tingkat saya untuk jadi BTS, saya dibantu juga oleh dosen saya yaitu Bang Roland dari segi apapun," jelasnya.
Kolaborasi profesionalnya tidak berhenti di situ. Ali pernah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya dalam pembuatan iklan layanan masyarakat terkait pinjaman online ilegal. "Iya, dulu saya dan tim saya ada bikin iklan layanan masyarakat yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surabaya terkait pinjol ilegal," ungkapnya.
Karya-karyanya kini mencakup berbagai proyek menarik, di antaranya iklan layanan masyarakat "Pinjol - Gali Lubang Tutup Lubang" yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya, film "Spiral" bersama 8 Scene Picture, dan company profile PT Sumber Plastik. Prestasi terbesarnya bersama tim crew 8 Scene Picture adalah keberhasilan film "Spiral" meraih penghargaan official selection dari Indonesia Western Australia Film Festival (IWAFF) 2025 dan Muda Award Moviement 2024.
"Alhamdulillah kontenku lumayan FYP sih," kata Ali dengan senyum. Namun, baginya, pencapaian bukan sekadar tentang popularitas, melainkan dampak edukatif. "Harapannya semoga masyarakat yang belum teredukasi terkait sejarah kota Surabaya, dengan adanya kontenku semoga bisa jadi lebih mengerti," tutupnya.
Refleksi pribadinya tentang perjalanan karier memperlihatkan kedewasaan berpikir. "Kalau soal harapan sih, semoga ke depannya saya semakin tekun dan lebih teliti dalam melakukan hal apapun itu," ujarnya. Bahkan dalam menghadapi tantangan dunia film yang baru, ia tetap optimistis: "Ya gimana ya, meskipun saya baru pemula dalam dunia film saya tak patah terhadap hal yang membuat saya ragu, jadikan ketidaktahuan itu menjadi pengalaman untuk merubah menjadi lebih baik."
Dengan semangat dan dedikasinya, Ali Azhar D terus berupaya memberikan kontribusi positif bagi kota Surabaya dan masyarakat luas melalui konten-konten edukatif yang ia buat, membuktikan bahwa generasi muda mampu menjadi agen perubahan dan pelestari sejarah.