Aristarkhos dari Samos (sekitar 310 SM?230 SM) merupakan tokoh penting dalam sejarah astronomi kuno yang dikenal sebagai pelopor teori heliosentris. Lahir di Pulau Samos, Yunani, dan meninggal di Aleksandria, Mesir pada usia sekitar 80 tahun, kontribusinya menjadi landasan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Gagasan Revolusioner
Kontribusi terbesar Aristarkhos adalah pengusulan model heliosentris tata surya yang secara langsung menentang model geosentris yang diyakini pada masanya. Model heliosentris menempatkan matahari, bukan bumi, sebagai pusat tata surya. Meskipun teorinya tidak langsung diterima pada zamannya, gagasan ini menjadi dasar bagi revolusi ilmiah pada abad-abad berikutnya.
Karya dan Metode Ilmiah
Karya terkenal Aristarkhos adalah "On the Sizes and Distances of the Sun and Moon" (Perihal Ukuran dan Jarak Matahari dan Bulan). Dalam karya ini, ia menggunakan metode bayangan bumi pada bulan selama fase bulan purnama untuk menghitung ukuran dan jarak relatif antara bumi, matahari, dan bulan. Meskipun perhitungannya tidak seakurat pengetahuan modern, pendekatan metodologisnya menunjukkan kemampuan analitis yang luar biasa untuk zamannya.
Pengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan Modern
Pengaruh Aristarkhos terhadap perkembangan ilmu pengetahuan baru terlihat berabad-abad kemudian. Pada abad ke-16, model heliosentris yang diusulkannya menjadi dasar bagi teori Nicolaus Copernicus tentang peredaran planet. Selanjutnya pada abad ke-17, Galileo Galilei memberikan bukti empiris yang mengukuhkan kebenaran model heliosentris, menegaskan posisi Aristarkhos sebagai pionir dalam bidang astronomi.
Selain kontribusinya dalam astronomi, Aristarkhos juga berpengaruh dalam bidang matematika dan filsafat. Keberaniannya menantang paradigma yang mapan telah menginspirasi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus mengeksplorasi batas-batas pengetahuan manusia.
Warisan Intelektual
Meskipun sebagian besar karyanya hanya bertahan dalam bentuk fragmen, warisan intelektual Aristarkhos tetap hidup dalam tradisi ilmiah yang menekankan pentingnya observasi, analisis kritis, dan keberanian untuk mempertanyakan kepercayaan yang telah mapan. Kisah Aristarkhos dari Samos menjadi pengingat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan seringkali dimulai dari pemikiran-pemikiran yang pada awalnya dianggap kontroversial.
