Sanggar Penerangan

Sanggar Penerangan

Sanggar Penerangan Teosofi adalah bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Serayu No. 11, Darmo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Bangunan ini merupakan pusat pembelajaran dan penyebaran ajaran Teosofi di Indonesia yang masih aktif hingga saat ini dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Sejarah

Didirikan pada tahun 1927, Sanggar Penerangan Teosofi merupakan bagian dari gerakan Teosofi yang telah aktif di Indonesia sejak tahun 1908. Bangunan ini sejak awal diperuntukkan sebagai tempat penyebaran wawasan ilmu pengetahuan Teosofi yang bersifat independen, tidak terikat pada agama maupun politik tertentu.

Sanggar Penerangan bersama dengan Gereja Katolik Bebas St. Bonifacius yang berdiri sejak 1923 di sebelahnya, menjadi satu-satunya kompleks peninggalan Teosofi yang masih eksis di Indonesia. Keduanya memiliki hubungan erat dalam ajaran spiritual, ritual, dan pemikiran keagamaan.

Arsitektur dan Koleksi

Bangunan Sanggar Penerangan menampilkan arsitektur era kolonial dengan langit-langit melengkung yang memberikan kesan lapang. Ruang utama bangunan ditandai dengan lemari-lemari antik yang berderet rapi sepanjang dinding, berisi koleksi buku-buku dan naskah-naskah kuno mengenai Teosofi. Banyak di antaranya merupakan literatur langka yang menyajikan pemikiran lintas disiplin ilmu.

Di bagian atas ruang utama, terdapat lambang Teosofi yang menjadi simbol kehadiran pengetahuan. Kursi dan meja kayu disusun simetris untuk mendukung kegiatan diskusi. Dinding-dinding bangunan dihiasi dengan lukisan-lukisan serta foto tokoh-tokoh penting dalam sejarah Teosofi, termasuk simbol-simbol seperti Ouroboros yang melambangkan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali.

Memasuki bangunan, pengunjung disambut dengan tulisan "Theosofi Surabaya Sanggar Penerangan" di pintu masuk. Di bagian depan ruangan terdapat meja kecil beralas kain hijau yang menjadi tempat berkumpul untuk kegiatan belajar, sementara di bagian belakang terdapat dua pintu besar yang mengarah keluar.

Ajaran dan Kegiatan

Teosofi berasal dari kata Yunani "theos" (Tuhan) dan "sophia" (kebijaksanaan), yang secara harfiah berarti "kebijaksanaan Ilahi". Ajaran ini menekankan pendekatan ilmiah terhadap spiritualitas tanpa terikat pada satu keyakinan tertentu. 

Slogan utama yang terpancang di dinding Sanggar Penerangan adalah "Satyan Nasti Paro Dharma" yang berarti "Tidak Ada Agama Yang Lebih Tinggi daripada Kebenaran". Prinsip ini mencerminkan pandangan Teosofi yang mendorong pencarian kebenaran universal melampaui batasan-batasan dogmatis.

Tiga tujuan utama Teosofi yang diajarkan di Sanggar Penerangan adalah:

1. Menjalin persaudaraan universal tanpa memandang ras, warna kulit, bangsa, dan perbedaan lainnya

2. Mempelajari filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama secara komparatif

3. Menggali potensi ketuhanan yang ada dalam diri manusia

Penerapan ajaran Teosofi ditunjang oleh metode SMP (Studi-Meditasi-Praktik):

  • Studi: mempelajari ajaran Teosofi secara mendalam
  • Meditasi: mencari ketenangan diri melalui praktik meditasi
  • Praktik: menerapkan ajaran Teosofi dalam kehidupan sehari-hari

Sanggar Penerangan masih memiliki anggota aktif yang rutin mengadakan pertemuan setiap minggu kedua untuk berdiskusi. Dany Sumanjaya, selaku Ketua Sanggar Penerangan Teosofi Surabaya, menjelaskan bahwa tempat ini berfungsi sebagai pusat bagi mereka yang ingin mempelajari arti kesadaran melalui pendekatan ilmiah.

Tokoh-Tokoh Penting

Beberapa penganut Teosofi yang aktif di Sanggar Penerangan memiliki latar belakang dan pengalaman spiritual yang beragam:

R.A. Kartini

Kartini mempelajari ini guna untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara

Bersama dengan R.A. Kartini, Ki Hajar Dewantara juga mempelajari teori ini.

Soekarno

Bung Karno dulu pernah mempelajari teori ini bersama teman nya yang lain.

Rudiyanto

Seorang penganut senior yang telah mempraktikkan ajaran Teosofi sejak masa sekolah menengah di Blitar. Ia tertarik pada aspek anti-indoktrinasi dan penekanan pada rasionalitas dalam Teosofi. Menurutnya, Teosofi adalah ajaran yang mendorong perilaku baik terhadap manusia dan alam semesta, dengan keyakinan bahwa setiap perbuatan akan mendapat balasan dalam kehidupan saat ini.

Ifa

Penganut yang menemukan Teosofi setelah mengalami masa sulit dalam hidupnya. Sebagai seorang Muslim, ia menemukan keterkaitan antara ajaran Teosofi dengan Al-Qur'an, khususnya dalam surah al-Hujurat [49]: 13 yang mengajarkan penghargaan terhadap perbedaan. Pengalamannya dalam Teosofi telah mengubah caranya mendidik anak-anaknya, dengan memberikan kebebasan untuk memilih keyakinan mereka sendiri.

Gunarya

Seorang anggota Sanggar Penerangan yang memaknai "kebenaran" dalam slogan Teosofi sebagai kepingan-kepingan yang tersebar, yang harus dikumpulkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Ia juga dikenal sebagai pengagum Gus Dur (Abdurrahman Wahid).

Signifikansi Sejarah dan Budaya

Sanggar Penerangan Teosofi Surabaya memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan sebagai:

1. Pusat penyebaran ilmu pengetahuan Teosofi yang telah bertahan sejak era kolonial

2. Situs yang merefleksikan keragaman pemikiran spiritual di Indonesia

3. Bangunan cagar budaya dengan arsitektur kolonial yang terawat

4. Perpustakaan yang menyimpan literatur langka tentang filsafat dan spiritualitas

5. Ruang dialog lintas agama dan kepercayaan

Meskipun sejak awal keberadaannya sering mendapat respons negatif dari sebagian masyarakat, termasuk tuduhan sebagai aliran sesat, Yahudi, hingga Freemason, Sanggar Penerangan tetap bertahan dan menjadi saksi sejarah pluralisme pemikiran di Indonesia.

Status Saat Ini

Sanggar Penerangan Teosofi Surabaya saat ini masih aktif dan terbuka untuk umum sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian budaya. Meskipun beberapa bagian bangunan memerlukan pemeliharaan lebih lanjut, secara keseluruhan kondisinya terawat dengan baik dan tetap berfungsi sebagai tempat pertemuan para penganut Teosofi dan peminat ilmu pengetahuan spiritual.

Sebagai satu-satunya peninggalan Teosofi yang masih eksis di Indonesia, Sanggar Penerangan memiliki nilai historis yang penting dalam dokumentasi perkembangan gerakan spiritual di Indonesia sejak awal abad ke-20. 

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index