Kampung Kawatan

Kampung Kawatan
(Foto: Disbudporapar Kota Surabaya)

Kampung Kawatan adalah sebuah perkampungan bersejarah yang terletak di Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur. Perkampungan ini merupakan salah satu kampung tua di tengah Kota Surabaya yang memiliki nilai historis tinggi, terutama terkait dengan perkembangan Islam dan pergerakan nasional di Surabaya.

Sejarah

Kampung Kawatan dahulu merupakan bagian dari kawasan Kauman di Surabaya. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Suropringgo dan bekas Alun-alun Surabaya yang diperkirakan berada di sekitar area yang kini menjadi Tugu Pahlawan. Secara geografis, kampung ini terletak di sisi selatan Tugu Pahlawan dan berseberangan dengan Kampung Lawas Maspati.

Asal-usul nama "Kawatan" menurut beberapa pendapat berasal dari tanaman pakis yang lembut (kawat) yang pada masa lampau banyak tumbuh di kawasan ini. Kampung ini juga dikenal sebagai kampung santri karena banyak ulama dan santri yang bermukim di wilayah tersebut.

Peninggalan Bersejarah

Sekolah Nahdlatul Wathan

Salah satu peninggalan bersejarah yang paling penting di Kampung Kawatan adalah bangunan Sekolah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Bangsa) yang didirikan pada tahun 1916. Proses pendirian sekolah ini berlangsung sejak tahun 1914 oleh empat tokoh ulama:

  • Kyai Wahab Hasbullah
  • Kyai Mas Mansyur
  • Kyai Mas Alwi
  • Kyai Ridwan Abdullah

 

Menurut catatan sejarah, ide awal pendirian sekolah ini berasal dari Kyai Wahab Hasbullah. Pendanaan pembangunan sekolah ini dikumpulkan melalui sumbangan dari empat tokoh kiai Nahdliyin asal Surabaya:

  • KH. Kahar dari Jalan Pasar Besar Surabaya
  • H. Ibrahim dari Jalan Bubutan 88 Surabaya
  • H. Abd. Manan dari Jalan Bubutan 86 Surabaya
  • H. Dahlan dari Jalan Ketapang 6 Surabaya

 

Sekolah Nahdlatul Wathan secara resmi berdiri pada 10 November 1915 dan berlokasi di Kawatan VI. Saat ini, gedung bersejarah ini masih berdiri kokoh dan menaungi tiga jenjang pendidikan: TK Halimah, SD Halimah, dan SMP Wachid Hasyim 4. Gedung ini memiliki nilai historis yang tinggi karena pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan selama masa revolusi sempat dijadikan markas oleh pasukan laskar pejuang dan barisan rakyat saat melawan sekutu.

Langgar Wakaf Mas Alwi

Di Jalan Kawatan IV terdapat Langgar (musala) Wakaf Mas Alwi yang merupakan salah satu tempat ibadah bersejarah di kampung ini. Pada dinding musala tersebut terdapat tulisan yang menunjukkan tahun pembangunannya, yaitu 1313 Hijriah (sekitar 1895-1896 Masehi). Langgar ini merupakan peninggalan pendahulu keluarga Kampung Kawatan yang kemudian dikelola oleh KH Mas Alwi, salah satu tokoh penting yang turut mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Makam Kiai Sedo Masjid

Di tengah perkampungan Kawatan terdapat makam Kiai Sedo Masjid, seorang ulama yang menjadi takmir masjid di kawasan Alun-alun Suroboyo. Menurut riwayat, Kiai Sedo Masjid wafat di masjid akibat tembakan pasukan Belanda ketika beliau mempertahankan masjid yang hendak digusur oleh pihak kolonial. Makam ini menjadi salah satu situs penting yang menandakan peran tokoh-tokoh agama dalam perjuangan mempertahankan identitas dan kepentingan masyarakat pribumi pada masa kolonial.

Kondisi Saat Ini

Meskipun berada di tengah kota, Kampung Kawatan masih mempertahankan suasana perkampungan tempo dulu. Perkampungan ini terbagi menjadi 10 gang kecil dengan beberapa rumah penduduk yang masih mempertahankan arsitektur khas masa lalu. Jalan-jalan di dalam kampung sebagian masih berupa plesteran semen, dengan rumah-rumah yang memiliki jendela dan pintu berornamen kayu dengan motif kotak panjang khas zaman dulu.

Hampir di setiap gang terdapat musala yang digunakan sebagai tempat ibadah, mencerminkan identitas kampung ini sebagai kampung santri. Suasana religius yang kental masih terasa di perkampungan ini meskipun berada di pusat kota yang sibuk.

Nilai Penting

Kampung Kawatan memiliki nilai penting dalam konteks sejarah perkembangan Islam dan pergerakan nasional di Surabaya. Kampung ini merupakan salah satu titik awal gerakan pembaharuan Islam, khususnya yang berkaitan dengan pendirian organisasi Nahdlatul Ulama. Sekolah Nahdlatul Wathan yang didirikan di kampung ini menjadi cikal bakal gerakan pendidikan modern berbasis Islam yang kemudian berkembang luas di Indonesia.

Kampung ini juga memiliki nilai penting sebagai saksi bisu perlawanan terhadap kolonialisme, baik melalui jalur pendidikan maupun perlawanan fisik, seperti yang ditunjukkan oleh kisah Kiai Sedo Masjid dan penggunaan gedung Nahdlatul Wathan sebagai markas pejuang kemerdekaan.

Pelestarian dan Pariwisata

Dengan beragam bangunan bersejarah yang masih terjaga hingga saat ini, Kampung Kawatan telah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya. Rute wisata yang umum ditempuh adalah dari sekitar Tugu Pahlawan, memasuki kawasan Kampung Bubutan, berlanjut ke Kampung Kawatan dan Kampung Maspati. Upaya pelestarian kampung bersejarah ini menjadi penting untuk mempertahankan nilai sejarah dan budaya dalam pembangunan kota modern Surabaya. 

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index