Kuntilanak adalah makhluk supernatural dalam mitologi Melayu dan Indonesia yang dipercaya sebagai arwah perempuan yang meninggal dalam keadaan melahirkan atau nifas. Kuntilanak juga dikenal dengan berbagai sebutan lain seperti pontianak, langsuir (di Malaysia), atau sundel bolong dalam beberapa daerah di Indonesia.
Menurut kepercayaan tradisional, kuntilanak digambarkan sebagai sosok perempuan cantik berambut panjang yang mengenakan baju putih panjang. Namun, di balik penampilannya yang mempesona, kuntilanak memiliki lubang besar di punggungnya yang tersembunyi oleh rambutnya yang lebat. Makhluk ini dipercaya memiliki kemampuan untuk mengubah wujud dan sering menyamar sebagai perempuan muda yang menarik untuk memikat korbannya, terutama laki-laki.
Kuntilanak dikenal memiliki kebiasaan mengeluarkan aroma wangi bunga seperti melati atau kamboja untuk menarik perhatian calon korbannya. Namun, aroma tersebut akan berubah menjadi bau busuk yang menyengat ketika makhluk ini menunjukkan wujud aslinya. Suara kuntilanak juga khas, berupa tangisan atau teriakan panjang yang mengerikan, terutama pada malam hari.
Dalam kepercayaan masyarakat, kuntilanak sering dikaitkan dengan pohon-pohon besar, terutama pohon beringin, frangipani, atau bambu, yang dianggap sebagai tempat tinggalnya. Makhluk ini dipercaya aktif pada malam hari dan dapat mengganggu manusia, khususnya perempuan hamil dan bayi. Beberapa daerah memiliki tradisi perlindungan khusus, seperti menempatkan benda tajam atau bawang putih di sekitar rumah untuk mengusir kuntilanak.
Kuntilanak telah menjadi bagian integral dari folklor Indonesia dan Malaysia, serta menjadi inspirasi bagi berbagai karya sastra, film horor, dan cerita rakyat. Figur ini mewakili ketakutan kolektif masyarakat terhadap kematian dalam persalinan dan menjadi salah satu hantu paling terkenal dalam budaya supernatural Asia Tenggara.
