Pakar IPB: Susu Jadi Kunci Tingkatkan Gizi Anak dan Sejahterakan Peternak Lewat MBG

Pakar IPB: Susu Jadi Kunci Tingkatkan Gizi Anak dan Sejahterakan Peternak Lewat MBG
Anak sedang menikmati MBG
Susu Jadi Kunci Tingkatkan Gizi Anak dan Sejahterakan Peternak Lewat MBG

Jakarta – Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik menegaskan bahwa keberadaan susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan komponen penting yang mampu meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat.

“Susu adalah paket nutrisi unik yang menyediakan kombinasi gizi penting bagi anak-anak pada masa pertumbuhan karena mengandung 13 zat gizi esensial, termasuk kalsium, protein, dan vitamin D, yang tidak bisa tergantikan oleh satu jenis makanan lain,” ujar Epi Taufik di Jakarta, Senin (14/10/2025).

Menurut Epi, susu dalam program MBG bukan hanya pelengkap menu, melainkan fondasi utama dalam membangun generasi sehat dan cerdas. 

Ia menjelaskan bahwa masa pertumbuhan tercepat anak terjadi pada usia 9–12 tahun, yaitu periode ketika tubuh membutuhkan kalsium dan protein dalam jumlah tinggi.

“Dari hasil penelitian, kontribusi kalsium dari makanan sehari-hari baru sekitar 7–12 persen dari kebutuhan harian. Oleh karena itu, tambahan kalsium dan vitamin D dari susu menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Epi menilai bahwa langkah pemerintah menghadirkan susu dalam MBG adalah kebijakan yang tepat dan strategis. 

Selain memperkuat gizi anak bangsa, kebijakan tersebut juga memiliki efek ganda terhadap peningkatan kesejahteraan peternak lokal. 

Setiap produk susu MBG diwajibkan mengandung minimal 20 persen Susu Segar Dalam Negeri (SSDN), yang artinya ada kepastian penyerapan hasil susu peternak ke pasar nasional.

“Program ini menyehatkan anak-anak sekaligus menyejahterakan peternak. Jadi, manfaatnya ganda — gizi meningkat, ekonomi rakyat bergerak,” paparnya.

Epi juga menekankan bahwa Program MBG mampu membangun rantai pasok ekonomi yang inklusif. 

Dengan meningkatnya kebutuhan susu segar, berbagai sektor ikut terdorong, mulai dari peternakan sapi perah, koperasi susu, industri pengolahan, hingga transportasi dan kemasan. 

“Efek domino ini sangat besar. Setiap gelas susu yang diminum anak sekolah berarti ada roda ekonomi yang berputar dari desa ke kota,” tuturnya.

Program MBG juga menjadi bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam membangun generasi emas Indonesia yang sehat dan berdaya saing. Dengan asupan gizi yang lebih baik sejak usia dini, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi produktif yang siap bersaing di masa depan.

“Program MBG sudah berada di jalur yang benar, karena menggabungkan kebijakan gizi yang berbasis ilmu dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Susu menjadi simbol keseimbangan antara kesehatan anak dan keberlanjutan ekonomi peternak lokal,” tutupnya.

[a.Dv]

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

#AAD Today

Index

Berita Lainnya

Index