Keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian menjadi faktor strategis dalam mencapai swasembada pangan nasional
Jakarta, AADToday - Indonesia semakin menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan melalui percepatan swasembada yang melibatkan generasi muda sebagai motor inovasi.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Muhammad Arbayanto, menegaskan bahwa peran pemuda kini menjadi elemen strategis dalam pembangunan pangan nasional.
“Keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian menjadi faktor strategis dalam mencapai swasembada pangan nasional.”
Ia menambahkan bahwa keterlibatan tersebut tidak hanya bersifat pelengkap, tetapi menjadi kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi pangan yang tahan terhadap perubahan zaman.
“Peningkatan keterampilan, pengetahuan dasar, serta penguatan minat pemuda penting dilakukan agar bonus demografi dapat dimanfaatkan untuk memperkuat basis produksi pangan nasional.”
Konstelasi tersebut menunjukkan bahwa generasi muda kini tidak lagi diposisikan hanya sebagai tenaga kerja baru, melainkan sebagai penggerak utama modernisasi sistem pangan nasional.
Kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital, berpikir kreatif, serta beradaptasi dengan cepat memberi peluang besar bagi hadirnya terobosan di sektor pertanian, peternakan, perikanan hingga rantai pasok pengolahan pangan.
Perkembangan penggunaan smart farming, sensor digital, aplikasi monitoring pertanian, hingga strategi pemasaran berbasis platform daring menjadi bukti bahwa peran pemuda semakin nyata dalam mendorong transformasi pangan modern.
Arbayanto menilai bahwa dukungan kebijakan pemerintah memainkan peran signifikan dalam membuka peluang partisipasi pemuda.
“Dorongan pemerintah pusat dan pemerintah daerah terhadap modernisasi pertanian membuka ruang yang luas bagi generasi muda untuk menjadi motor inovasi.”
Pernyataan ini menjadi cerminan bahwa pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menyiapkan ekosistem yang memungkinkan pemuda berpartisipasi mulai dari tahap produksi hingga distribusi.
“Keterlibatan mereka di seluruh tahapan produksi pangan, baik hulu, tengah maupun hilir, berpotensi mempercepat transformasi menuju sistem yang lebih efisien dan berdaya saing.”
Arbayanto menegaskan bahwa kebijakan pemerintah yang semakin progresif membuka ruang yang lebih besar bagi generasi muda untuk tampil sebagai pionir perubahan.
“Pemerintah pusat terus memperkuat ekosistem pendukung bagi petani.”
Ia menekankan bahwa penguatan ini tidak hanya dirasakan oleh petani senior, tetapi juga menjadi dorongan nyata bagi pemuda untuk masuk ke sektor pangan.
“Langkah ini memberikan ruang lebih luas bagi generasi muda untuk tampil sebagai agen perubahan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.”
Dengan sinergi kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi, dan semangat inovasi generasi muda, Indonesia dinilai memiliki potensi kuat untuk mempercepat terwujudnya kemandirian pangan.
Peran strategis pemuda kini menjadi fondasi penting dalam membangun sistem pangan yang tangguh, modern, dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan global di masa mendatang.***