Sedikitnya 19 anak telah tewas dalam kebakaran di kota pertambangan Mahdia, Guyana tengah, kata para pejabat.
Kebakaran terjadi setelah tengah malam pada hari Senin, melalap sebuah asrama sekolah menengah dan menjebak para siswa.
Layanan darurat sedang berjuang untuk mengatasi api karena kondisi cuaca yang buruk, kata pemerintah.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kebakaran tersebut mungkin disulut oleh orang yang berniat jahat, kata polisi - meskipun belum ada tersangka yang diidentifikasi.
Laporan sebelumnya mencatat jumlah korban tewas sedikit lebih tinggi, dengan sedikitnya 20 nyawa melayang.
Beberapa orang lainnya terluka dan beberapa sedang dipersiapkan untuk dievakuasi ke ibukota, Georgetown, di mana sebuah pusat khusus telah didirikan.
"Ini adalah bencana besar. Ini mengerikan, ini menyakitkan," kata Presiden Guyana Irfaan Ali.
Ali dikutip oleh AFP mengatakan bahwa, selain tim medis yang ditempatkan di bandara, dua rumah sakit utama di Georgetown akan dipersiapkan "agar setiap anak yang membutuhkan perhatian diberikan kesempatan terbaik untuk mendapatkannya".
Menteri Dalam Negeri Robeson Benn sedang berada di lokasi bencana, dan perdana menteri serta pejabat pemerintah lainnya sedang dalam perjalanan menuju ke sana.
"Dengan berat hati dan rasa sakit, kabinet diberi pengarahan dan terus diberi informasi terbaru mengenai kebakaran yang mengerikan di asrama di Mahdia. Semua upaya sedang dilakukan untuk melakukan respons yang didukung evakuasi medis berskala penuh," kata Departemen Informasi Publik pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Guyana terletak di antara Venezuela dan Suriname di pantai utara Amerika Selatan.
