Menjelang musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa Indonesia berpotensi mengalami kekeringan pada bulan depan. Direktur Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R. Prabowo, mengatakan bahwa wilayah Indonesia yang terdampak kekeringan meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Ia juga menambahkan bahwa kekeringan dapat berdampak pada sektor pertanian, energi, dan kesehatan masyarakat.
Pemerintah pun telah mengambil tindakan untuk mengantisipasi dampak kekeringan tersebut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyiapkan program penanaman pohon sebanyak 1 miliar pohon dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga telah meminta para petani untuk menyesuaikan pola tanam dengan kondisi cuaca yang ada.
Namun, beberapa pihak menyatakan bahwa tindakan pemerintah masih belum cukup untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi di Indonesia. Aliansi Petani Indonesia (API) menilai bahwa pemerintah tidak memiliki program yang jelas untuk mengatasi kekeringan dan meminta pemerintah untuk memberikan bantuan kepada petani yang terdampak. Selain itu, beberapa ahli lingkungan juga menilai bahwa perubahan iklim dan penebangan hutan yang tidak terkendali menjadi faktor utama terjadinya kekeringan di Indonesia.
Dalam situasi yang masih belum pasti ini, masyarakat diimbau untuk menghemat penggunaan air dan memperhatikan kebersihan lingkungan. Semoga tindakan pemerintah dapat mengurangi dampak kekeringan yang terjadi di Indonesia.
