Perdebatan seputar penggunaan energi nuklir di Jerman telah mencuat setelah pemilihan umum baru-baru ini. Namun, Kanselir terpilih Jerman, Olaf Scholz, telah menolak keras wacana untuk mempertimbangkan kembali opsi energi nuklir dalam kebijakan energi negara itu.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan hari ini, Scholz menyatakan bahwa Jerman akan tetap berkomitmen pada rencana penghentian penggunaan energi nuklir, yang sebelumnya sudah diinisiasi. Dia menekankan bahwa peralihan ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan adalah salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Penghentian penggunaan energi nuklir di Jerman dimulai setelah kecelakaan nuklir Fukushima di Jepang pada tahun 2011. Kejadian itu memicu kekhawatiran tentang keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir dan mengarah pada kebijakan untuk menutup semua pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman.
Scholz menekankan pentingnya berinvestasi dalam sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga angin. Dia berpendapat bahwa perubahan ini akan menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi emisi karbon, dan mengarah pada sistem energi yang lebih berkelanjutan.
Keputusan Scholz untuk tetap berkomitmen pada penghentian energi nuklir memperjelas posisi Jerman dalam upaya global untuk mengurangi risiko nuklir dan beralih ke sumber energi yang lebih hijau. Meskipun masih ada perdebatan tentang dampak ekonomi dari perubahan ini, Scholz yakin bahwa langkah ini adalah langkah yang benar untuk masa depan Jerman dan planet ini.
