Penyanyi Jessie J baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia didiagnosis mengalami gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) tiga tahun lalu. Dalam sebuah unggahan di Instagram akhir pekan lalu, artis berusia 36 tahun ini berbagi bagaimana pengungkapan ini memicu refleksi mendalam tentang hidupnya.
Jessie J menjelaskan bahwa ketika dilihat dari sudut pandang positif, ADHD bisa dianggap sebagai "superpower". Ia menyoroti dampak dari kondisi ini terhadap kesejahteraannya. ADHD dapat mempengaruhi perilaku, yang sering kali ditandai dengan kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, dan tindakan impulsif. Sementara itu, OCD ditandai dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.
Dalam pernyataannya, Jessie J, yang memiliki nama asli Jessica Cornish, menyebutkan bahwa menjadi seorang ibu memberikan wawasan baru tentang kondisi-kondisi tersebut. Putranya, Sky Colman, lahir tahun lalu, dan pengalaman tersebut membuatnya merenungkan momen-momen ketika membahas kondisi ini terasa menantang.
Jessie J mengakui bahwa ia selalu merasa "sedikit berbeda" dan mengalami emosi dengan cara yang unik. Ia menemukan ketenangan dalam memahami alasan di balik perasaannya. Dengan menerima spektrum luas dari ADHD, ia melihatnya sebagai potensi kekuatan, terutama dengan dukungan yang tepat.
Melalui media sosial, ia merasa terhubung dengan orang-orang yang menghadapi perjuangan serupa, menekankan pentingnya kejujuran dalam perjalanan pribadinya."Diagnosa ini memperdalam penerimaan diri saya dan menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar untuk diri saya sendiri," ungkap Jessie J.
Ia juga merefleksikan perilaku masa lalunya, seperti membersihkan sepatu dengan sikat gigi secara teliti saat stres, dan menyadari bahwa perjalanan penemuan diri dan cinta diri adalah hal yang esensial. Jessie J menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa pengalaman hidup berkontribusi pada pertumbuhan pribadi, membentuk individu menjadi versi yang lebih utuh dari diri mereka.
GoogleNews
.jpeg)
.jpeg)
