Ikrimah bin Abu Jahal

Ikrimah bin Abu Jahal

Ikrimah bin Abu Jahal adalah salah seorang Sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki kisah perjalanan hidup yang kontras antara masa jahiliah dan setelah memeluk Islam. Ia merupakan putra dari Abu Jahal (Abu al-Hakam bin Hisyam), seorang tokoh terkemuka suku Quraisy yang dikenal keras menentang dakwah Islam di Makkah.

Latar Belakang

Berasal dari keluarga bangsawan Quraisy dari Bani Makhzum, Ikrimah lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang terhormat, dimuliakan, dan berkecukupan. Ketika Nabi Muhammad SAW memulai dakwah Islam secara terang-terangan di Makkah, Ikrimah telah berusia sekitar tiga puluh tahun. Meskipun dikenal sebagai pribadi yang berpandangan luas dan maju, pengaruh ayahnya yang sangat menentang Islam membuatnya turut memusuhi ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Masa Jahiliah

Selama masa jahiliah, Ikrimah menjadi salah satu pemimpin pasukan berkuda suku Quraisy dan dikenal karena keterampilannya dalam berkuda, terutama dalam situasi peperangan. Mengikuti jejak ayahnya yang memusuhi kaum muslimin, Ikrimah turut terlibat dalam penganiayaan terhadap para pengikut Nabi Muhammad SAW.

Permusuhan Ikrimah terhadap Islam dan kaum muslimin semakin menguat setelah ayahnya, Abu Jahal, tewas dalam Pertempuran Badar. Kematian ayahnya mengubah sikap permusuhannya dari sekadar mengikuti kehendak ayahnya menjadi motivasi balas dendam. Ia kemudian aktif berada di garis depan dalam setiap konfrontasi dengan kaum muslimin.

Dalam Pertempuran Uhud, Ikrimah berperan sebagai komandan kavaleri di sayap kiri pasukan Quraisy, sementara Khalid bin Walid memimpin kavaleri di sayap kanan. Perang ini berakhir dengan kekalahan kaum muslimin. Selanjutnya, pada Pertempuran Khandaq, Ikrimah kembali bergabung dalam pasukan berkuda kaum Quraisy yang mengepung Madinah. Karena tidak sabar dengan lamanya pengepungan, ia berusaha menyerbu benteng pertahanan kaum muslimin namun gagal dan terpaksa mundur akibat serangan panah dari pihak muslimin.

Peralihan ke Islam

Titik balik dalam kehidupan Ikrimah terjadi saat Pembebasan Makkah (Fathu Makkah). Ketika mayoritas penduduk Makkah menerima kedatangan pasukan muslimin tanpa perlawanan, Ikrimah justru mengajak beberapa orang yang sepaham dengannya untuk melawan. Perlawanan ini berhasil dipadamkan oleh pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid, menyebabkan sebagian penyerang tewas dan sebagian lainnya melarikan diri, termasuk Ikrimah.

Nabi Muhammad SAW menetapkan beberapa orang tertentu yang tidak mendapat jaminan keamanan umum, dan Ikrimah termasuk dalam daftar tersebut. Mengetahui hal ini, Ikrimah melarikan diri ke Yaman. Sementara itu, istrinya, Ummu Hakim binti al-Harits, bersama sepuluh wanita Quraisy lainnya memohon pengampunan kepada Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keislamannya. Ummu Hakim juga berhasil memperoleh pengampunan untuk suaminya.

Setelah mengetahui bahwa ia telah diampuni, Ikrimah kembali ke Makkah dan menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu, ia berubah menjadi salah satu pembela Islam yang tangguh.

Kontribusi setelah Memeluk Islam

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih sebagai khalifah, muncul berbagai gerakan pemberontakan di Jazirah Arab. Gerakan-gerakan ini terbagi menjadi tiga kelompok: orang-orang murtad yang meninggalkan Islam, kelompok yang menolak membayar zakat, dan orang-orang yang mengaku sebagai nabi (nabi palsu).

Untuk mengatasi ancaman ini, Abu Bakar Ash-Shiddiq membentuk sebelas kelompok pasukan dan mengirimkannya ke berbagai wilayah Jazirah Arab. Ikrimah bin Abu Jahal ditunjuk sebagai salah satu pemimpin pasukan tersebut dan ditugaskan untuk memerangi gerakan pemberontakan di Yamamah yang dipimpin oleh Musailamah al-Kazzab, seorang yang mengaku sebagai nabi.

Wafat

Dalam pertempuran melawan pasukan Musailamah al-Kazzab di Yamamah, pasukan Ikrimah mengalami kekalahan dan terpaksa mundur. Ikrimah bin Abu Jahal gugur dalam pertempuran tersebut dan wafat sebagai syahid, menandai akhir dari perjalanan hidupnya yang luar biasa dari seorang penentang Islam menjadi pembela agama yang rela mengorbankan nyawanya.

Kontribusi dalam Bidang Keilmuan Islam

Selama masa keislamannya yang relatif singkat, Ikrimah bin Abu Jahal juga memberikan kontribusi dalam bidang keilmuan Islam. Ia terlibat dalam periwayatan hadis dan memberikan pendapat mengenai kata serapan dalam Al-Qur'an serta persoalan tentang konsep tetangga dekat dan tetangga jauh dalam hukum Islam.

Perjalanan hidup Ikrimah bin Abu Jahal menjadi salah satu contoh penting dalam sejarah Islam tentang transformasi seseorang dari penentang menjadi pembela, menunjukkan bahwa pintu hidayah selalu terbuka bagi siapapun yang bersedia menerimanya. 

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index