Konklaf 2025

Konklaf 2025

Konklaf saat ini sedang berlangsung, dimulai pada 7 Mei 2025, untuk memilih paus baru untuk menggantikan Fransiskus, yang meninggal dalam usia 88 tahun.[1][2] Dari 135 kardinal elektor yang memenuhi syarat, dua di antaranya absen.

Spekulasi

Terdapat spekulasi dini pada bulan Februari dan Maret 2025 tentang akan terselenggaranya konklaf dalam waktu dekat setelah Paus Fransiskus menderita pneumonia bilateral dan dirawat secara intensif di Rumah Sakit Gemelli.[3]

Karena bertambahnya keanggotaan Dewan Kardinal internasional di bawah Paus Fransiskus secara besar-besaran menjadi 252, dengan lebih dari 140 kardinal non-Eropa ditunjuk selama masa kepausannya, baik BBC dan Time berpendapat bahwa ada kemungkinan paus berikutnya berasal dari luar Eropa.[4][5] Konklaf 2025 akan memiliki 135 elektor dari 71 negara; konklaf 2013 memiliki 115 elektor dari 48 negara, dan konklaf 2005 memiliki 115 elektor dari 52 negara. Beberapa kardinal tidak dapat berbicara dalam bahasa Italia, bahasa yang digunakan Kuria Roma dalam pekerjaan sehari-hari.[6]

Mengikuti prinsip "paus gemuk, paus kurus", beberapa komentator memprediksi bahwa penerus Fransiskus akan lebih konservatif.[5][7][8] Menurut The Pillar, sampai kongregasi umum ketiga dan keempat, terdapat keinginan substantif di antara para kardinal untuk memilih seorang "paus yang menjabat sepuluh tahun lamanya" yang saat ini berusia di akhir 70-an, akan memberikan Gereja waktu untuk mencerna masa kepausan Paus Fransiskus, yang memiliki pengalaman dalam Kuria Roma, dan yang akan memiliki fokus lebih ke internal daripada eksternal.[9] The Wall Street Journal berargumen bahwa lebih memungkinkan terpilih paus yang berusia lebih muda.[10]

Lambang kebesaran Kevin Kardinal Farrell, dalam masa sede vacante. Ia menjadi kepala rumah tangga Takhta Suci selama kekosongan kekuasaan berlangsung.

Sampai 29 April, melihat dari kompleksitas dan heterogenitas yang dimiliki konklaf kali ini[11] dibandingkan konklaf 2013 yang memilih Paus Fransiskus dalam dua hari, Rainer Woelki memperkirakan konklaf kali ini akan menghabiskan waktu yang lebih lama daripada konklaf 2013,[12] sedangkan Kardinal Louis Sako[13] dan Gregorio Rosa Chávez memperkirakan konklaf akan berlangsung cepat, sekitar dua atau tiga hari,[14]; Kardinal Gregorio Rosa Chávez berkata "Maksimal tiga hari".[15]

Papabili

Pengamat proses pemilihan paus melihat, dengan beragam kriteria, beberapa kardinal lebih mungkin terpilih menjadi paus daripada yang lain – mereka disebut sebagai papabili, bentuk jamak dari papabile, sebuah istilah dalam bahasa Italia yang secara praktis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "pope-able" (ia yang dapat menjadi paus). Tetapi, konklaf tidak selalu memilih calon dari papabili. Sebagai contoh, sebelum terpilih, Paus Fransiskus dianggap berusia terlalu tua dan Paus Yohanes Paulus IItidak dianggap masuk ke dalam daftar potensial calon paus.[16] Hal ini sesuai dengan kata-kata populer di kalangan Vatikanologis: "Dia yang memasuki konklaf sebagai seorang paus, akan meninggalkan konklaf sebagai seorang kardinal,”[17] walaupun pada kenyataannya, calon unggulan dalam papabili seringkali terpilih menjadi paus, seperti pada konklaf tahun 1939, 1963, dan 2005.[18] Ahli Vatikan, Professor Anna Rowland, menolak seluruh prediksi yang beredar saat ini, mengatakannya sebagai "murni spekulasi".[19]

Media-media di seluruh dunia merilis berbagai analisis papabili di hari yang sama dengan kematian Paus Fransiskus,[b]dan banyak pihak langsung memasang taruhan – taruhan terhadap hasil pemilihan paus sudah lama terjadi. Bahkan sebelum pengumuman pelaksanaan konklaf, berbagai pasar prediksi menggunakan mekanisme pasar untuk menghitung kemungkinan siapa yang akan mengikuti konklaf dan dugaan peringkat mereka.[10] Kardinal Pietro Parolin memimpin pada mayoritas pasar judi, diikuti Kardinal Luis Antonio Tagle dan Kardinal Pierbattista Pizzaballa.[25] Pasar taruhan menunjukkan ketertarikan budaya yang luas, tidak hanya pada proses konklaf paus, tetapi juga pada hasilnya.[26] Di antara para papabili lain, mereka yang mendapatkan pengamatan lebih cermat dibandingkan rekan-rekan mereka adalah Péter Erdő, Peter Turkson, dan Matteo Zuppi.[27]

Proses pemilihan paus

Sama seperti dalam konklaf tahun 2013, baik kepala Dewan Kardinal (Giovanni Battista Re, 91 tahun) maupun wakil kepala Dewan Kardinal (Leonardo Sandri, 81 tahun), berusia lebih dari 80 tahun sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam konklaf. Maka dari itu, Pietro Parolin, uskup kardinal paling senior yang berusia di bawah 80 tahun, akan memimpin jalannya konklaf.[28]

Waktu pelaksanaan dan peraturan

Menurut Konstitusi Apostolik yang dikeluarkan Paus Yohanes Paulus II, Universi Dominici Gregis, dan dimodifikasi oleh motu proprio yang dikeluarkan Paus Benediktus XVI, Normas nonnullas, para kardinal elektor memiliki sedikitnya 15 hari setelah terjadi kekosongan takhta untuk berkumpul. Para kardinal memiliki diskresi untuk memulai konklaf lebih awal jika seluruh kardinal yang memenuhi syarat telah tiba, atau di kemudian hari jika terdapat alasan-alasan serius untuk terjadinya sebuah penundaan, namun tidak lebih dari 20 hari sejak kosongnya takhta.[29] Pada 28 April, kongregasi umum kelima kardinal menetapkan konklaf dimulai pada 7 Mei.[30]

Kardinal elektor

 Italia17
 Eropa lainnya35
 Asia23
 Amerika Utara20
 Amerika Selatan17
 Afrika17
 Oseania4
Total elektor133
Paus pendahuluFransiskus
(2013–2025)
Paus penerusTBD
Kardinal elektor berdasarkan wilayah

Kardinal yang berusia 80 tahun atau lebih sebelum hari periode sede vacante tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam konklaf. Hingga 21 April 2025, terdapat 252 kardinal, 136 di antaranya berusia di bawah 80 tahun. 108 (80 persen) elektor potensial diangkat sebagai kardinal oleh Fransiskus.[31][32]

Menurut konstitusi apostolik Romano Pontifici Eligendo (1975) dan Universi Dominici gregis, jumlah kardinal elektor diatur paling banyak 120 orang. Konklaf tahun 2025 akan menjadi konklaf pertama di mana terdapat lebih dari 120 kardinal yang memenuhi syarat mengikuti konklaf saat hari jabatan kepausan kosong sejak pengenalan aturan pembatasan 120 kardinal pada tahun 1975.[33][c] Namun, kardinal manapun yang berusia di bawah 80 tahun yang belum melepaskan (atau tidak dicabut) hak memberikan suaranya, memiliki hak di bawah hukum kanonik untuk memberikan suara dalam konklaf. Banyak ahli hukum kanonik berpendapat bahwa paus membuat pengecualian terhadap aturannya sendiri ketika dia menunjuk lebih dari 120 elektor dan bahwa seluruh kardinal yang saat ini berusia di bawah 80 tahun memenuhi syarat untuk mengikuti konklaf.[33][34] Asumsi ini dikonfirmasi oleh Kongregasi Umum Kardinal pada 30 April, yang menyatakan bahwa seluruh kardinal elektor yang hadir di konklaf dapat memberikan suaranya.[35] Para kardinal yang tidak memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan dapat menghadiri kongregasi umum, yang merupakan sejumlah diskusi yang mendahului konklaf.[36]

Walaupun kardinal elektor dapat memilih pria yang telah dibaptis Katolik manapun, tetapi sejak tahun 1389 mereka selalu memilih paus dari sesama kardinal elektor.[37]

Non-partisipan

Walaupun sebelumnya ia mengindikasikan akan mencoba berpartisipasi dalam konklaf, Kardinal Angelo Becciu, yang telah melepaskan hak-hak yang ia miliki sebagai seorang kardinal setelah dirinya terlibat dalam sebuah skandal finansial,[38] pada 29 April menyatakan bahwa ia akan menaati keinginan Paus Fransiskus untuk tidak berpartisipasi dalam konklaf.[39] Tanpa Becciu, jumlah total elektor yang memenuhi syarat adalah 135.[40]

Kardinal Antonio Cañizares Llovera dan Kardinal John Njue tidak akan menghadiri konklaf karena alasan kesehatan.[41][42]

Peristiwa-peristiwa sebelum konklaf

Kongregasi umum

Tempat-tempat utama dalam konklaf (Aula Paulus VI di sebelah kanan bawah)

Hukum kanonik mengatur bahwa kongregasi umum, yang merupakan pertemuan-pertemuan harian seluruh kardinal apapun status elektor mereka, akan dimulai sebelum seluruh kardinal tiba di Roma. Pertemuan-pertemuan awal difokuskan pada logistik pelaksanaan pemakaman paus dan konklaf, termasuk persiapan di Domus Sanctae Marthae dan Kapel Sistina, masing-masing adalah tempat di mana para kardinal bertempat tinggal dan memberikan suaranya.[43] Pembahasan pertemuan-pertemuan selanjutnya, biasanya pertemuan kedelapan dan seterusnya, bergeser pada diskusi terkait kebutuhan gereja dan dunia, dan isu-isu besar yang dihadapi Kuria Roma.[44][45][46] Kongregasi umum yang dilaksanakan di kemudian hari ini dipandu oleh refleksi-refleksi yang diberikan oleh dua imam "otoritas terhormat dan tepat secara moral" yang dipilih oleh para kardinal.[43] Para kardinal juga diberikan kesempatan untuk membuat pernyataan formal terkait isu yang dihadapi gereja.[47] Seluruh pidato dan diskusi dalam kongregasi umum ini diistilahkan interventi  – 'intervensi' dalam bahasa Bahasa Italia.[48] Kongregasi umum melakukan pertemuan di Aula Sinode Baru, yang ditata seperti ruang kuliah besar dan terletak di belakang Istana Kantor Suci, di sisi timur Domus Sanctae Marthae.[49][50]

Lebih luas lagi, perkumpulan ini memungkinkan para kardinal untuk saling bertemu sesuai dengan inisiatif mereka masing-masing, sehingga dapat mengenal satu sama lain dan juga mengemukakan pandangan spiritual mereka  — banyak dari mereka yang belum pernah saling bertemu akibat keputusan Paus Fransiskus yang memilih untuk tidak mengadakan pertemuan para kardinal sebelum konsistori kepausan.[51][52][53] Sebelum berangkat ke Roma pada 24 April, Kardinal Pablo Virgilio David menekankan bahwa konklaf bukanlah sebuah kampanye politik, melainkan sebuah retret religius. Ia juga menekankan bahwa merupakan tugas Dewan Kardinal untuk memberikan penilaian satu sama lain melalui doa, surat pribadi, dan bahkan riset pada laman internet yang berisi biografi dan informasi lain yang dibuat untuk tujuan tersebut;[54] konklaf bukanlah soal "kandidat".[55] Baik diskusi formal maupun nonformal[56] diperkirakan akan bersifat sangat substantif dalam persiapan untuk, dan dalam harapan untuk, penyelenggaraan konklaf yang cepat.[57] Diskusi-diskusi yang diadakan dalam inisiatif pribadi para kardinal—pratiche, atau 'latihan'—harus dilakukan dengan sangat terbuka dan jujur.[58]

Ringkasan harian

Para kardinal dan uskup di Aula Sinode Baru di Istana Kantor Suci, yang merupakan salah satu tempat diadakannya kongregasi umum sebelum konklaf.

Untuk konklaf 2025, setelah kematian Paus Fransiskus, kongregasi umum akan melakukan pertemuan setiap hari sampai dimulainya konklaf pada 7 Mei, kecuali tanggal 1 dan 4 Mei.[59]

Kongregasi umum pertama, 22 April: Sekitar 60 kardinal hadir untuk mendengarkan surat wasiat dari Paus Fransiskus yang dibacakan oleh Kardinal Kevin Farrell. Kanonisasi Carlo Acutis, yang dijadwalkan untuk dilaksanakan di Roma pada 27 April, ditunda, dan para kardinal menetapkan tanggal untuk prosesi pemakaman paus. Pertemuan ini juga membahas logistik prosesi pemakaman.[60][61] Meskipun faktanya kongregasi umum bersifat tertutup terhadap para non-kardinal, Sr. Simona Brambilla, seorang biarawati yang merupakan perempuan pertama yang mengepalai sebuah departemen Vatikan, secara tidak sengaja dikirimi surat elektronik standar yang mengundang dirinya untuk berpartisipasi dalam kongregasi umum.[62]

Kongregasi umum kedua, 23 April: Program untuk novemdiales, atau sembilan hari masa berkabung untuk paus yang meninggal, disetujui oleh 103 kardinal yang hadir.[63] Norberto Rivera Carrera menyatakan bahwa diskusi-diskusi yang terjadi kebanyakan bersifat prosedural, karena banyak kardinal dari seluruh dunia masih berada dalam perjalanan.[64]

Kongregasi umum ketiga, 24 April: Dilakukan penunjukkan terhadap dua imam konklaf, Donato Ogliari dan Kardinal Raniero Cantalamessa. Para kardinal yang berjumlah 113 orang memulai pembicaraan mengenai gereja dan dunia, dan 34 dari mereka berbicara dalam kongregasi umum.[65][66]

Kongregasi umum keempat, 25 April: 149 kardinal yang hadir mendengarkan presentasi ritus pemakaman Paus Fransiskus.[67] Sampai saat ini, hampir 70 pidato formal, atau "intervensi", telah diberikan.[68] Terdapat diskusi juga menyangkut status Angelo Becciu sebagai kardinal elektor di tengah-tengah partisipan, yang berlanjut di kongregasi berikutnya sampai penerimaan status non-elektor dirinya pada 29 April.[53]

Kongregasi umum kelima, 28 April: Para kardinal memutuskan bahwa konklaf akan dimulai pada 7 Mei 2025, 16 hari setelah kematian Paus Fransiskus.[30][69] Pertemuan ini juga mendiskusikan krisis pelecehan seksual oleh klerus, tantangan dalam penginjilan, dan hubungan antar agama. Dua puluh kardinal memberikan intervensi dengan tema yang relevan terhadap masa depan Gereja. Kongregasi umum diputuskan akan terus diadakan setiap pagi pada jam 9.00, kecuali pada 1 dan 4 Mei.[59] Para kardinal konservatif, seperti Gerhard Müller dan Francis Arinze, secara khusus vokal pada sesi ini.[70][71]

Kongregasi umum keenam, 29 April: Konklaf ditetapkan akan dimulai pada pada pukul 16.30, dan Kardinal Re ditetapkan sebagai selebran untuk Misa pembukaan konklaf, yang akan dirayakan di Basilika Santo Petrus pada tanggal 7 Mei pukul 10.00.[72] Donato Ogliari menyampaikan refleksi terjadwalnya, menekankan tema sinodalitas dari kepausan Fransiskus, serta pentingnya dialog.[72][73][74]

Kongregasi umum ketujuh, 30 April: Masalah-masalah keuangan Vatikan didiskusikan oleh 180 kardinal yang hadir, 124 di antaranya adalah kardinal elektor.[75][76] Rainer Woelki menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan yang sudah diadakan sejauh ini telah bersifat "persaudaraan dan ramah ... suasana kerja yang sangat terkonsentrasi, tenang, dan faktual".[12] Beniamino Stella membuat kritikan keras terhadap keputusan Paus Fransiskus untuk mengizinkan orang awam memiliki pengaruh dalam pemerintahan gereja yang sebelumnya terbatas untuk kaum klerus. Hal ini mengejutkan banyak kardinal karena Stella dipandang sebagai salah satu penasihat terpercaya Paus Fransiskus dan pendukung utama Parollin dalam pemilihan.[77][78] Kongregasi umum tidak melakukan pertemuan pada 1 Mei, hari perayaan St. Yusuf Sang Pekerja, hari libur publik Takhta Suci.[79][80]

Persiapan logistik

Kardinal yang memberikan suara dalam konklaf tinggal di Domus Sanctae Marthae

Pada 22 April, anggota staff dan rumah tangga kepausan diminta untuk mengosongkan ruangan mereka di Domus Sanctae Marthae setelah meninggalnya Paus Fransiskus di kamar tidurnya di lantai kedua. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan dimulainya persiapan konklaf di di gedung tersebut. Persiapan-persiapan tersebut meliputi memasang pembatas pada jendela-jendela untuk mencegah kontak dengan dunia luar, dan juga konstruksi ruang-ruang untuk perayaan Sakramen Tobat, doa pribadi, dan makan. Kontak dengan dunia luar juga akan dibatasi dengan alat penghambat sinyal. Karena gedung ini hanya memiliki total 129 kamar tidur, mungkin diperlukan penggunaan fasilitas Vatikan lainnya untuk mengakomodasi jumlah elektor yang bertambah. Jumlah ini juga tidak mencakup personel pendukung lainnya yang diizinkan untuk tinggal di Domus selama pelaksaan konklaf. Ruangan-ruangan di Kolese Ethiopia, aserta apartemen-apartemen yang dimiliki Fabrik Santo Petrus dan ruangan-ruangan di Santa Marta Veccia -- di sebelah dormitori utama -- telah dipertimbangkan sebagai ruang tambahan.

Pada 23 April, Museum Vatikan mengumumkan penutupan Kapel Sistina mulai 28 April untuk persiapan pelaksanaan konklaf.[90][91] Persiapan ini termasuk penambahan meja dan kursi seperti bilik paduan suara, penutupan jendela-jendela, serta pemasangan kompor dan cerobong asap yang membakar surat suara setelah pemungutan suara.[59][92][93] Lantai baru juga dipasang di kapel, yang menurut Vatikan dimaksudkan untuk melindungi tatahan marmer pada permukaan dan menghaluskan papan tapak yang ada di celah. Namun, menurut Fr. Robert Sirico, pemasangan lantai baru ini juga untuk memberikan ruang penyimpanan penghambat sinyal seluler untuk mencegah terjadinya kebocoran.[94][93] Baik Domus Sanctae Marthae maupun Kapel Sistina diperiksa secara menyeluruh sebelum konklaf untuk keberadaan perangkat terlarang apapun.[83]

Pasukan Gendarmeri Vatikan menghadapi berbagai tantangan kontra-intelijen dalam menjaga integritas konklaf. Ancaman-ancaman yang mungkin ada di antaranya adalah sistem kecerdasan buatan, drona, mikrofon berukuran mikroskopik, kampanye misinformasi, kehadiran media sosial di berbagai tempat, dan bahkan satelit. Ada juga kekhawatiran akan kemungkinan kampanye disinformasi dan berita palsu dapat memberi efek terhadap konklaf, dengan berbagai berita bohong di media sosial yang mencoba untuk mendiskreditkan kandidat paus tertentu.[83][6] Pasukan Gendarmeri akan mengerahkan 650 kamera pengawas di Vatikan, serta sarana pesan terenkripsi serta deteksi dan respon endpoint untuk mengamankan jalannya konklaf.[95]

Konklaf

Hari pertama: 7 Mei

Pintu Kapel Sistina resmi dikunci pada pukul 17.46 (CEST) pada tanggal 7 Mei, hingga para Kardinal mencapai kesepakatan.

Pada 7 Mei, konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus dimulai. Dimulainya konklaf secara resmi telah didahului oleh Misa Pro Eligendo Pontifice ("Untuk Pemilihan Paus") yang dipimpin Kardinal Giovanni Battista Re, Kepala Dewan Kardinal, di Basilika Santo Petrus pada pukul 10.00.[96]

Pada pukul 16.30 waktu setempat, konklaf secara resmi dimulai dengan kebaktian doa di Kapel Paulina, yang pada akhirnya para elektor memasuki Kapel Sistina dalam prosesi sambil menyanyikan doa Litani Orang Kudus. Sesampainya di sana, himne Veni Creator Spiritus ("Datanglah, Sang Roh Pencipta") dinyanyikan dan 133 kardinal yang memberikan suara kemudian disumpah untuk menjaga kerahasiaan konklaf.[97][72][98][99] Kardinal Raniero Cantalamessa menyampaikan refleksi kepada para kardinal setelah prosesi mereka memasuki konklaf.[100] Kemudian, setiap kardinal elektor berdasarkan urutan senioritas meletakkan tangannya di atas Injil dan mengucapkan pernyataan berikut dengan lantang dalam bahasa Latin:

Et ego [forename] Cardinalis [surname] spondeo, voveo ac iuro. Sic me Deus adiuvet et haec Sancta Dei Evangelia, quae manu mea tango.Dan saya, [nama pemberian] Kardinal [nama keluarga], berjanji dan bersumpah. Semoga Tuhan menolong saya dan Injil Suci yang saya sentuh dengan tangan saya.

Mgr. Diego Ravelli, pemimpin upacara kepausan, kemudian menyerukan kata-kata "Extra omnes!" ('Di luar, kalian semua!') dan pintu Kapel Sistina secara resmi dikunci pada pukul 17.46 Waktu Roma.

Balot pertama konklaf berakhir pada pukul 21.00 malam (19.00 UTC), setelah asap hitam muncul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa para kardinal belum menemukan konsensus.[101] Media Vatikan melaporkan bahwa sebanyak 45.000 orang berada di Lapangan Santo Petrus.[102]

Hari kedua: 8 Mei

Hari kedua konklaf berlangsung dengan dua kali pemungutan suara berturut-turut di pagi hari, diikuti oleh dua kali pemungutan suara di sore hari.[103] Pemungutan suara kedua telah berlangsung pada pukul 10.30 dengan hasil inkonklusif. Pemungutan suara ketiga dilaksanakan segera setelahnya, dan berakhir pada pukul 11.53 dengan hasil yang sama.[104] Setelah pemungutan suara kedua dan ketiga gagal, para kardinal menuju kembali ke Santa Marta untuk makan siang, dan kemudian dijadwalkan kembali ke Kapel Sistina pada sore harinya. 

Ronde

BalotTanggalPengumumanHasil
17 Mei 202521:00 Asap Hitam–inkonklusif
2–38 Mei 202511:51 Asap Hitam–inkonklusif

Catatan

  1. ^ Lompat ke:a b c Tidak dapat berpartisipasi dalam konklaf karena usianya telah melampaui batas 80 tahun, mengikuti aturan Universi Dominici Gregis.
  2. ^ Satu kali pemungutan suara akan diadakan pada tanggal 7 Mei, kemudian empat kali pemungutan suara per hari.
  3. ^ Terdapat lebih dari 120 kardinal elektor pada beberapa waktu sejak tahun 1975. Namun, saat ini adalah pertama kalinya konklaf diadakan di tengah-tengah periode tersebut. 
Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index