Prilly Mahatei Latuconsina atau lebih dikenal Prilly Latuconsina (lahir 15 Oktober 1996) adalah seorang aktris, pengusaha, dan tokoh publik Indonesia yang dikenal luas melalui perannya dalam berbagai produksi televisi dan film Indonesia. Sebagai keturunan Ambon dan Sunda, ia telah membangun karier yang beragam di industri hiburan Indonesia sejak tahun 2009.
Latar Belakang dan Pendidikan
Latuconsina lahir sebagai anak sulung dari pasangan Rizal Latuconsina yang berasal dari Ambon dan Ully Djulita yang berketurunan Sunda. Ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Raja Latuconsina. Pendidikan dasarnya diselesaikan di SDIT Asy-Syukriyyah, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Tangerang dan SMA Negeri 7 Tangerang. Karena kesibukan di dunia hiburan, ia menyelesaikan pendidikan menengah atas melalui sistem homeschooling di Homeschooling Kak Seto.
Pada tahun 2017, Latuconsina melanjutkan pendidikan tinggi di London School of Public Relations dengan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Ia berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2021 dengan predikat Summa Cum Laude dan meraih gelar sebagai "Best Of The Best Graduate 2021" serta memperoleh beasiswa penuh untuk program pascasarjana.
Karier Televisi dan Film
Debut dan Perkembangan Awal
Latuconsina memulai karier di industri hiburan pada tahun 2009 melalui program televisi "Si Bolang" yang melakukan syuting di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebelum terjun ke dunia akting, ia mengasah kemampuannya di Sanggar Ananda dan sempat menjadi presenter program anak "Koki Cilik".
Debut aktingnya dalam sinetron dimulai dengan peran Molly dalam "Gerhana Jadi 2" pada tahun 2010. Namun, popularitasnya mulai meningkat ketika memerankan tokoh Yumi dalam serial "Hanya Kamu" selama dua musim pada tahun 2012 dan 2013.
Puncak Popularitas
Latuconsina mencapai puncak popularitas melalui perannya sebagai Sisi dalam serial "Ganteng-Ganteng Serigala" yang diproduksi oleh Amanah Surga Productions dan ditayangkan di SCTV pada tahun 2014-2015. Peran ini mengantarkannya meraih penghargaan sebagai Aktris Utama Paling Ngetop dalam SCTV Awards tahun 2014 dan 2015. Kesuksesannya berlanjut dengan meraih penghargaan sebagai Aktris Terfavorit di Panasonic Gobel Awards selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2015 hingga 2017.
Karier Film
Dalam dunia perfilman, Latuconsina memulai debut filmnya pada tahun 2013 dalam film "Honeymoon". Ia kemudian menjadi pemeran utama dalam film "Surat Untukmu" (2016) dan "Hangout" (2016), yang berhasil meraih lebih dari 2,6 juta penonton.
Salah satu pencapaian signifikan dalam kariernya adalah perannya sebagai Risa Saraswati dalam trilogi film horor "Danur". Film pertama "Danur: I Can See Ghosts" (2017) berhasil meraih lebih dari 2,7 juta penonton dan memecahkan rekor sebagai film horor Indonesia dengan penonton terbanyak dalam waktu enam hari. Film sekuelnya "Danur 2: Maddah" (2018) dan "Danur 3: Sunyaruri" (2019) juga meraih kesuksesan komersial dengan masing-masing lebih dari 2,5 juta dan 2,4 juta penonton.
Pada tahun 2023, Latuconsina meraih pengakuan internasional melalui perannya dalam film "Budi Pekerti" karya sutradara Wregas Bhanuteja. Film ini menjadi satu-satunya film Indonesia yang menggelar world premiere di Toronto International Film Festival (TIFF) 2023. Atas perannya dalam film ini, ia meraih Piala Citra kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.
Karier Musik dan Kepenulisan
Latuconsina juga mengembangkan karier di bidang musik dan kepenulisan. Ia pernah menjadi bagian dari grup musik Duo Jelly bersama Hanggini Purinda Retto pada tahun 2010-2013. Pada tahun 2015, ia memulai karier solo dengan merilis album "Sahabat Hidup" di bawah label Le Moesiek Revole.
Dalam bidang kepenulisan, Latuconsina telah menerbitkan beberapa karya, termasuk kumpulan puisi "5 Detik dan Rasa Rindu", "Fatamorgana", "Ruang Tengah Ingatan", dan novel "Hari Ini Kenapa, Naira?" yang merupakan kolaborasi dengan Santy Dilliana.
Kegiatan Bisnis dan Kewirausahaan
Latuconsina telah mengembangkan berbagai usaha di bidang kuliner, kecantikan, dan fashion sejak tahun 2015. Bisnis pertamanya adalah ILY Cosmetic, yang kemudian berkembang menjadi berbagai merek seperti Nona Judes (restoran), Slimilly Juice, Rebel Princess (fashion), dan ILY Gold (perhiasan). Pada tahun 2023, ia meluncurkan La Joie Bakery Cafe yang menjadi viral di media sosial.
Sebagai produser, Latuconsina mendirikan rumah produksi Sinemaku Pictures bersama Umay Shahab pada tahun 2019. Debut produksinya adalah film "Kukira Kau Rumah" (2022) yang berhasil menembus 2 juta penonton selama masa pandemi dan meraih berbagai penghargaan.
Aktivisme dan Organisasi
Latuconsina aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum di Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional dan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56 untuk periode 2022-2027. Pada tahun 2024, ia diangkat sebagai Ketua Pelaksana Festival Film Indonesia (FFI) dengan masa jabatan 2024-2026.
Ia juga mendirikan komunitas "Yuk Tumbuh Bersama" untuk pemberdayaan UMKM Indonesia dan "Gerakan Peduli Bumi" untuk isu lingkungan. Sebagai duta berbagai program pemerintah, Latuconsina telah menjadi Duta Ayo Olahraga, Duta Cegah Kanker Serviks, dan Duta Festival Film Indonesia.
Investasi Olahraga
Pada tahun 2022, Latuconsina bersama adiknya Raja Latuconsina resmi mengakuisisi klub sepakbola Persikota Tangerang yang berlaga di Liga 3 Indonesia, menandai ekspansinya ke dunia olahraga profesional.
Karier Perfilman
Peranan dalam Film Layar Lebar
Debut Prilly Latuconsina dalam dunia perfilman dimulai pada tahun 2013 melalui film "Honeymoon" dan "La Tahzan". Dalam film "Honeymoon", ia memerankan karakter Kania kecil, sementara dalam "La Tahzan" ia berperan sebagai Neneng. Kedua film ini menandai awal perjalanannya sebagai aktris film yang kemudian berkembang pesat.
Tahun 2016 menjadi periode produktif bagi Prilly dengan keterlibatannya dalam dua film, yaitu "Surat Untukmu" sebagai Gendis dan "Hangout" dengan peran unik sebagai Tonni P. Sacalu atau Prilly Latuconsina, menunjukkan kemampuan akting yang semakin matang.
Franchise "Danur" menjadi salah satu pencapaian terpenting dalam karier perfilmannya. Dimulai dari "Danur: I Can See Ghosts" (2017), ia memerankan karakter Risa Saraswati yang kemudian menjadi identitas artistiknya dalam genre horor. Kesuksesan film pertama membawa kelanjutan dengan "Danur 2: Maddah" (2018) dan "Danur 3: Sunyaruri" (2019), membuktikan konsistensi performanya dalam franchise tersebut.
Tahun-tahun berikutnya menunjukkan diversifikasi peran Prilly dalam berbagai genre. Film "Matt & Mou" (2019) menampilkannya sebagai Mouretta, sementara "Kukira Kau Rumah" (2022) menunjukkan kemampuan dual role-nya sebagai aktris sekaligus produser eksekutif dengan memerankan karakter Niskala.
Evolusi sebagai Produser Eksekutif
Transisi Prilly dari aktris murni menjadi produser eksekutif dimulai pada tahun 2022 dengan film "Kukira Kau Rumah". Peranannya sebagai produser eksekutif berlanjut dalam berbagai proyek film berikutnya, termasuk "Ketika Berhenti di Sini" (2023), "Temurun" (2024), dokumenter "All Access to Rossa 25 Shining Years" (2024), dan "Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis" (2024).
Kemampuannya dalam menjalankan peran ganda sebagai aktris dan produser eksekutif menunjukkan perkembangan profesional yang signifikan dalam industri perfilman Indonesia. Hal ini mencerminkan pemahaman mendalam terhadap aspek bisnis dan kreatif dalam produksi film.
Karier Pertelevisian
Serial Televisi dan Miniseri
Perjalanan Prilly di dunia televisi dimulai pada tahun 2010 dengan serial "Gerhana Jadi 2" sebagai Molly dan "Get Married the Series" sebagai Josephira. Debut televisinya ini membuka jalan bagi keterlibatan dalam berbagai serial populer sepanjang dekade berikutnya.
Serial "Hanya Kamu" (2012) dan "Hanya Kamu 2" (2013) menampilkan konsistensi perannya sebagai Yumi, sementara "Ganteng-Ganteng Serigala" (2014-2015) menjadi salah satu serial yang meningkatkan popularitasnya secara signifikan dengan peran ganda sebagai Sissy dan Salsa.
Tahun 2017 menandai periode produktif dengan keterlibatan dalam "Bawang Merah Bawang Putih" sebagai Putih Wijaya dan "Amara Sahabat Langit" sebagai Amara. Miniseri "BAPR: Balada Al & Prilly" dan "RISE: A Story About Love and Life" menunjukkan fleksibilitasnya dalam format yang lebih singkat namun tetap berkesan.
Era digital membawa Prilly ke platform web series melalui "Negeri 5 Menara" (2019) sebagai Sarah dan "Cerita Dokter Cinta" (2019) sebagai Tiara, menunjukkan adapatasinya terhadap perkembangan media digital.
Transisi ke Produser Televisi
Mirip dengan perjalanan di dunia film, Prilly juga mengembangkan perannya sebagai produser eksekutif dalam serial televisi. Dimulai dengan "Hari ini Kenapa, Naira?" (2021), ia kemudian memproduksi berbagai miniseri seperti "Cinta di Balik Awan" (2022), "Dear Stranger" (2022), "Cinta Dua Masa" (2023), "Temen Ngekost" (2023), "I Do(n't) Love Him" (2023), dan "Sehati Semati" (2024).
Film Televisi
Kontribusi Prilly dalam film televisi mencakup periode yang panjang dari 2010 hingga 2017. Beberapa karya notable meliputi "Putri Cahaya dan Naga Topong" (2010), "Gonzales: Ada Garuda di Dadaku" (2011), dan "Ketika Rangga Jatuh Cinta" (2012). Produktivitas tinggi terlihat pada tahun 2012 dengan enam film televisi, dan berlanjut hingga 2016-2017 dengan berbagai karakter yang beragam.
Kontribusi dalam Program Varieté dan Acara Khusus
Pembawa Acara dan Host
Kemampuan Prilly sebagai pembawa acara telah teruji melalui berbagai program varieté dan acara khusus. Debut sebagai host dimulai dengan "Si Bolang" (2009) dan "Koki Cilik" (2010), menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik sejak usia muda.
Keterlibatannya dalam "Inbox" (2014-2016) sebagai pembawa acara tamu dan pengisi acara memperluas jangkauan audiensnya. Berbagai acara bergengsi seperti "Liputan 6 Awards" (2015), "Festival Film Bandung" (2015, 2016), dan "SCTV Music Awards 2019" menunjukkan pengakuan industri terhadap kemampuannya sebagai host profesional.
Kolaborasi Musikal
Aspek yang kurang dikenal dari karier Prilly adalah keterlibatannya dalam berbagai kolaborasi musikal dalam acara-acara besar. Kolaborasi dengan artis ternama seperti Wali, Aliando Syarief, Last Child, dan Yovie & Nuno dalam berbagai acara musik menunjukkan versatilitas artistiknya beyond acting.
Beberapa kolaborasi memorable termasuk "Doaku Untukmu Sayang" dengan Wali (2014), "Mencintaimu Sampai Mati" dengan Aliando Syarief, dan "Seluruh Nafas Ini" dengan Last Child (2015). Kolaborasi terbaru dengan Mawar de Jongh dalam "Trauma - Cinta Pertama & Terakhir" (2023) menunjukkan kontinuitas dalam eksplorasi musikal.
Signifikansi dalam Industri Hiburan Indonesia
Perjalanan karier Prilly Latuconsina mencerminkan evolusi industri hiburan Indonesia dalam dua dekade terakhir. Transisinya dari child actor menjadi produser eksekutif menunjukkan perkembangan profesional yang komprehensif dan pemahaman mendalam tentang industri entertainment.
Kemampuannya bertahan dan berkembang dalam industri yang kompetitif selama lebih dari satu dekade, sambil berhasil diversifikasi peran dari aktris, host, hingga produser, menjadikannya figur penting dalam lansekap hiburan Indonesia kontemporer. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada performa individual, tetapi juga dalam pengembangan konten lokal melalui perannya sebagai produser eksekutif.
Filmografi ekstensif Prilly Latuconsina mendemonstrasikan dedikasi, profesionalisme, dan adaptabilitas yang tinggi terhadap perubahan dalam industri hiburan Indonesia. Perjalanan kariernya memberikan inspirasi bagi generasi muda dalam industri dan menjadi contoh transisi sukses dari talented individual menjadi industry professional yang berpengaruh.
Penghargaan dan Nominasi
Pencapaian di Bidang Akting
Prestasi Prilly Latuconsina dalam dunia akting dimulai dengan kemenangannya di SCTV Awards pada tahun 2014 melalui perannya dalam serial televisi "Ganteng-Ganteng Serigala". Dalam ajang penghargaan tersebut, ia berhasil meraih dua kategori sekaligus yaitu Aktris Utama Paling Ngetop dan Aktris Sosmed Terfavorite. Kesuksesan ini berlanjut pada tahun 2015 ketika ia kembali memenangkan kategori yang sama melalui serial lanjutan "Ganteng-Ganteng Serigala Returns".
Panasonic Gobel Awards merupakan salah satu ajang penghargaan yang konsisten memberikan apresiasi kepada Prilly. Sejak tahun 2015 hingga 2017, ia berturut-turut memenangkan kategori Aktris Terfavorite melalui berbagai karyanya including "Ganteng-Ganteng Serigala", "Ganteng-Ganteng Serigala Returns", dan "Bawang Merah Bawang Putih".
Dalam ranah perfilman, Prilly memperoleh pengakuan signifikan melalui perannya dalam film "Budi Pekerti" pada tahun 2023. Film tersebut mengantarkannya meraih penghargaan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia 2023, sekaligus menegaskan kemampuan aktingnya dalam genre drama yang lebih serius.
Dominasi di Media Digital dan Sosial
Kehadiran Prilly di platform media sosial telah memberikan kontribusi besar terhadap popularitasnya. Pada tahun 2017, ia meraih YouTube Creator Awards Silver Play Button setelah mencapai lebih dari 100 ribu subscriber. Prestasi ini dilanjutkan dengan perolehan Gold Play Button pada tahun 2019 ketika jumlah subscribernya mencapai lebih dari satu juta.
Platform Instagram juga menjadi salah satu kekuatan Prilly dalam dunia digital. Pada tahun 2017, ia masuk dalam kategori Top 5 Followers Terbanyak di Instagram Awards, menunjukkan pengaruhnya yang signifikan di media sosial. Indonesian Social Media Awards pada tahun 2016 juga mengakui keunggulannya dengan memberikan penghargaan Female Celeb Facebook 2K16.
Pengakuan Industri dan Institusi
Festival Film Indonesia telah memberikan pengakuan berkelanjutan kepada Prilly melalui berbagai karyanya. Pada tahun 2021, film "Kukira Kau Rumah" yang ia bintangi sekaligus produseri berhasil meraih penghargaan Aktris Terfavorite Pilihan Penonton dan masuk dalam nominasi Film Terfavorite Pilihan Penonton. Prestasi serupa terulang pada tahun 2023 dengan film "Ketika Berhenti di Sini" dan tahun 2024 melalui "Puspa Indah Taman Hati".
Indonesian Movie Actors Awards telah konsisten mengapresiasi kemampuan akting Prilly, terutama dalam kategori Pemeran Pasangan Terfavorite. Ia meraih penghargaan ini pada tahun 2022 bersama Jourdy Pranata untuk film "Kukira Kau Rumah" dan tahun 2023 bersama Bryan Domani untuk "Ketika Berhenti di Sini". Pada tahun 2023, ia juga meraih Pemeran Utama Wanita Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terfavorit untuk film yang sama.
Pencapaian di Bidang Musik
Selain akting, Prilly juga memperoleh pengakuan dalam bidang musik. Inbox Awards memberikan apresiasi kepada karya musiknya "Fall In Love" pada tahun 2015 dengan penghargaan Penyanyi Solo Wanita Paling Inbox. Pada tahun 2025, ia meraih Anugerah Kartini Musik & Film Indonesia untuk kategori Kartini Musik Soundtrack Film Paling Keren, menunjukkan konsistensinya dalam berkarya di ranah musik.
Pengakuan Profesional dan Kepemimpinan
Kemampuan Prilly tidak hanya terbatas pada akting dan bernyanyi, tetapi juga dalam aspek produksi dan kepemimpinan industri. Pada tahun 2024, majalah FORTUNE Indonesia memasukkannya dalam daftar 40 Under 40, mengakui kontribusinya sebagai profesional muda yang berpengaruh di industri kreatif.
Berbagai penghargaan lainnya yang diterimanya mencakup pengakuan dari HERWORD Indonesia Women Of The Year Awarding 2024 sebagai Women Of The Year, serta HIGHEND The Alpha Under 40 sebagai A Generation Talent pada tahun yang sama. Institut Kesenian Jakarta juga memberikan penghargaan IKJ Awards 2024 untuk kategori Aktris Bidang Seni Peran atas perannya dalam "Budi Pekerti".
Nominasi dan Pengakuan Internasional
Prestasi Prilly juga mendapat pengakuan di tingkat internasional melalui Septimius Awards 2023, dimana ia memperoleh nominasi Best Asian Actress dan Best Producer untuk film "Ketika Berhenti di Sini". Pencapaian ini menunjukkan bahwa karya-karyanya telah diakui tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga regional.
Sepanjang perjalanan kariernya, Prilly Latuconsina telah membuktikan dirinya sebagai artis multitalenta yang konsisten menghasilkan karya berkualitas. Berbagai penghargaan dan nominasi yang diterimanya mencerminkan dedikasi dan profesionalisme dalam berkarya, sekaligus menegaskan posisinya sebagai salah satu figur penting dalam industri hiburan Indonesia kontemporer.
Prestasi-prestasi tersebut tidak hanya menjadi pencapaian personal bagi Prilly, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan industri kreatif Indonesia, khususnya dalam bidang film, televisi, dan musik. Keberagaman penghargaan yang diterimanya dari berbagai lembaga menunjukkan pengakuan komprehensif terhadap kemampuannya sebagai entertainer yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.
