Wali Kota Surabaya Ajak Warga Teruskan Semangat Pahlawan Lewat Gotong Royong Atasi Kemiskinan dan Stunting

Wali Kota Surabaya Ajak Warga Teruskan Semangat Pahlawan Lewat Gotong Royong Atasi Kemiskinan dan Stunting
Foto Eri Cahyadi saat wawancara usai acara Parade Juang tahun 2025. (Foto: Ali Azhar D/AAD Today)

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh lapisan masyarakat memaknai Hari Pahlawan dengan meneruskan perjuangan meningkatkan kesejahteraan bersama. Ajakan tersebut disampaikan usai mengikuti Parade Surabaya Juang 2025 yang berlangsung dari Tugu Pahlawan hingga Balai Pemuda, Minggu (2/11/2025).

 

Dalam acara yang melibatkan lebih dari 2.000 peserta tersebut, Eri menegaskan bahwa perjuangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. "Kita diajarkan dalam teaterikal tadi, perjuangan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Maka saya berharap seluruh warga Surabaya ini, ayo berjuang," ujarnya di lokasi acara.

 

Kepala daerah yang akrab disapa Cak Eri itu menjelaskan bahwa setiap orang memiliki potensi menjadi pahlawan sesuai kapasitas masing-masing. Mereka yang memiliki kelebihan harta dapat berkontribusi secara materi, sementara yang unggul dalam pemikiran atau kemampuan fisik bisa membantu sesuai keahliannya.

 

"Ayo kita berjuang karena Surabaya masih ada yang membutuhkan, Surabaya masih ada tunting, Surabaya masih ada kebodohan, Surabaya masih ada kemiskinan," tegas pria yang menjabat sejak 2021 ini.

 

Menurut Eri, berbagai persoalan yang masih dihadapi Kota Pahlawan seperti kemiskinan, stunting, dan kebodohan dapat diatasi melalui semangat gotong royong seluruh elemen masyarakat. Peringatan Hari Pahlawan menurutnya menjadi momentum tepat untuk memperkuat persatuan dan kebersamaan.

 

"Waktunya kita ini bersatu padu meneruskan perjuangan kemerdekaan, bukan saling padu, antara satu tetangga dengan tetangga yang lainnya, tapi bagaimana kita menjadi kekuatan besar," katanya.

 

Eri mengajak semua pihak memaknai bulan November sebagai Bulan Pahlawan dengan melakukan berbagai upaya sesuai kemampuan masing-masing demi kemajuan Surabaya. "Kita tunjukkan bahwa Surabaya bisa merdeka sejati, bukan untuk penguasanya, tapi untuk seluruh warga Surabaya. Jadi bukan untuk popularitas, tapi berjuang untuk warga dan kesejahteraan saudara-saudara kita, yaitu rakyat Surabaya," tuturnya.

 

Parade Surabaya Juang tahun ini mengangkat kisah "Mbok Dar Martir", sosok perempuan pejuang yang membantu Gubernur Suryo pada masa revolusi kemerdekaan. Dalam pementasan teatrikal tersebut, Eri berperan sebagai Gubernur Soerjo, tokoh kunci yang membacakan pidato dan memberangkatkan parade resmi di awal acara.

 

Sementara itu, Rini Indriani, istri Eri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, memerankan tokoh Lukita Ningsih, seorang pimpin Laskar Putri yang memiliki peran vital di dapur umum perjuangan tahun 1945.

 

Eri menyampaikan bahwa pengangkatan kisah perempuan pejuang bertujuan mengingatkan masyarakat tentang peran besar kaum perempuan dalam perjuangan bangsa. "Ini berbeda, bercerita bagaimana peran seorang wanita itu sangat luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan. Ini menunjukkan bahwa seorang perempuan juga bisa berjuang dalam merebut kemerdekaan," ujar Eri.

 

Ia menambahkan, semangat perjuangan perempuan di masa lalu tetap relevan dengan tantangan masa kini. "Seperti kita melawan stunting, seperti kita melawan kemiskinan, maka peran wanita yang hari ini ada di dalam PKK, posyandu, dan kader Surabaya sangat dibutuhkan untuk merebut kemerdekaan kota ini dari kemiskinan, stunting, dan kebodohan," jelasnya.

 

Parade yang dimulai pukul 14.00 WIB ini melintasi Jalan Pahlawan, Gemblongan, Tunjungan, hingga berakhir di Balai Pemuda. Sepanjang rute, penonton dapat menyaksikan tiga panggung teatrikal utama: pembuka di Tugu Pahlawan, adegan perlawanan di perempatan Siola, dan klimaks pertempuran di Balai Pemuda.

 

Ribuan peserta yang memadati kawasan pusat kota terdiri dari berbagai elemen masyarakat, pelajar, organisasi kepemudaan, dan komunitas Surabaya. Sejumlah kelompok yang tampil antara lain Paskibraka Kota Surabaya, Barisan Surabaya Merah Putih, Barisan Mastrip, Laskar Juang Surabaya, Theatre Surabaya Bersiap Karang Taruna Lidah Wetan, serta komunitas motor dan sepeda kuno. Unsur TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara turut ambil bagian dalam barisan parade.

 

Parade Surabaya Juang yang telah menjadi agenda ikonik di Bulan Pahlawan ini tidak hanya berfungsi sebagai napak tilas perjuangan arek Suroboyo, tetapi juga memperkuat kolaborasi antar generasi dengan melibatkan banyak komunitas pemuda dan organisasi masyarakat dalam menjaga semangat kepahlawanan tetap hidup di tengah masyarakat modern. 

Ikuti AAD Today Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index