Afrian Arisandy (lahir 17 April 1983) adalah seorang aktor dan pendidik Indonesia yang dikenal melalui perannya dalam film-film horor karya sutradara Joko Anwar. Ia merupakan salah satu contoh aktor non-profesional yang berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam industri perfilman Indonesia melalui penampilannya yang memukau dalam beberapa produksi sinema tanah air. Afrian Arisandy Lahir 17 April 1983 (umur 42)
LamonganPekerjaan Tahun aktif 2019–sekarang
Latar Belakang dan Pendidikan
Afrian Arisandy lahir dan dibesarkan di Lamongan, Jawa Timur. Sejak awal kariernya, ia telah mengabdikan dirinya sebagai seorang pendidik, khususnya sebagai guru Pendidikan Agama Islam di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Sidoarjo, Jawa Timur. Profesi yang dijalaninya ini mencerminkan komitmennya terhadap dunia pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda.
Selain aktivitas mengajar di sekolah, Afrian juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan membina sanggar seni. Melalui sanggar tersebut, ia mengajarkan nilai-nilai keterbukaan pikiran kepada para muridnya, menunjukkan dedikasinya dalam mengembangkan kreativitas dan wawasan anak didiknya di luar konteks akademis formal.
Perjalanan Karier Perfilman
Karier Afrian di dunia perfilman dimulai secara tidak terduga ketika ia mengikuti proses casting untuk film "Perempuan Tanah Jahanam" pada tahun 2019. Casting tersebut diadakan di Sidoarjo, memberikan kesempatan bagi talenta lokal untuk berpartisipasi dalam produksi film nasional. Keberhasilannya lolos casting menjadi titik awal perjalanannya dalam industri perfilman Indonesia.
Dalam film debut tersebut, yang juga dikenal dengan judul internasional "Impetigore", Afrian memerankan karakter bernama Banyu. Meskipun tampil sebagai cameo, perannya cukup penting dalam alur cerita film. Ia beradu akting bersama Kiki Narendra dalam adegan mengejar karakter yang diperankan oleh Marissa Anita. Penampilan perdananya ini berhasil menarik perhatian sutradara Joko Anwar yang kemudian mengapresiasi kemampuan aktingnya.
Kesuksesan penampilannya dalam "Perempuan Tanah Jahanam" membuka jalan bagi peran-peran selanjutnya. Afrian kemudian terlibat dalam beberapa produksi lainnya, termasuk "Jailangkung: Sandekala" pada tahun 2022. Namun, perannya yang paling menonjol dan mendapat perhatian luas adalah dalam film "Siksa Kubur" yang dirilis pada 11 April 2024.
Peran Signifikan dalam "Siksa Kubur"
Dalam film "Siksa Kubur", Afrian memerankan karakter yang sangat menantang dan kontroversial, yaitu seorang jihadis pelaku bom bunuh diri yang dikenal sebagai "Laki-Laki Berjaket Tebal". Karakter ini memiliki peran penting dalam alur cerita sebagai penyebab trauma masa kecil tokoh utama bernama Adil, yang diperankan oleh Muzakki Ramdhan saat kecil dan Reza Rahadian saat dewasa.
Meskipun waktu tampil di layar tidak lebih dari lima menit, penampilan Afrian dalam film ini mendapat pujian yang luar biasa dari kritikus dan penonton. Kemampuannya menyampaikan intensitas karakter melalui dialog yang minimal namun dengan ekspresi mata dan gerak tubuh yang mencekam menunjukkan talenta akting naturalnya. Penampilannya yang memukau ini turut berkontribusi pada kesuksesan film "Siksa Kubur" yang berhasil ditonton lebih dari tiga juta penonton dalam waktu singkat setelah perilisan.
Komitmen terhadap Pengembangan Talenta Lokal
Meskipun telah meraih pengakuan dalam industri perfilman nasional, Afrian memilih untuk tetap tinggal di Sidoarjo dan melanjutkan profesinya sebagai guru. Keputusan ini mencerminkan komitmennya yang kuat terhadap pendidikan dan pengembangan komunitas lokal. Ia tidak hanya fokus pada kariernya di perfilman, tetapi juga berkomitmen untuk mengembangkan bakat seni para aktor lokal di daerahnya.
Dedikasi Afrian dalam mengembangkan talenta lokal sejalan dengan visinya untuk menciptakan ekosistem seni yang berkelanjutan di Jawa Timur. Melalui sanggar seni yang dibinanya, ia berusaha memberikan pelatihan dan bimbingan kepada generasi muda yang memiliki minat dalam bidang seni peran dan kreativitas lainnya.
Filmografi dan Karya Televisi
Sepanjang kariernya, Afrian telah terlibat dalam berbagai produksi film dan televisi. Filmografinya mencakup "Perempuan Tanah Jahanam" (2019), "Jailangkung: Sandekala" (2022), "Siksa Kubur" (2024), "Hold On Little Girl" (2024), dan "Sebelum 7 Hari" (2025). Selain film layar lebar, ia juga terlibat dalam produksi televisi dan platform streaming, termasuk serial televisi "Bad Guys" (2025) dan serial Netflix "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams" (2024).
Keragaman peran yang dimainkannya menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang dimilikinya sebagai aktor. Meskipun sebagian besar perannya merupakan cameo atau karakter pendukung, kontribusinya terhadap setiap produksi selalu memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas keseluruhan film atau serial tersebut.
Pengakuan dan Apresiasi Industri
Kemampuan akting Afrian telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak dalam industri perfilman Indonesia, khususnya dari sutradara Joko Anwar yang telah bekerja sama dengannya dalam beberapa produksi. Apresiasi terhadap kemampuannya tidak hanya datang dari kalangan profesional, tetapi juga dari penonton yang mengapresiasi keaslian dan intensitas penampilannya di layar.
Kesuksesan Afrian sebagai aktor non-profesional yang mampu memberikan kontribusi signifikan dalam industri perfilman Indonesia menjadi inspirasi bagi talenta-talenta lokal lainnya. Perjalanan kariernya menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan kemampuan natural, seseorang dapat memberikan kontribusi berarti dalam dunia seni peran meskipun tidak memiliki latar belakang formal dalam bidang tersebut.
Penghargaan dan Pengakuan
Prestasi akting Afrian mendapat pengakuan formal melalui penghargaan bergengsi dalam industri perfilman Indonesia. Pada tahun 2024, ia meraih penghargaan Aktor Pilihan Penonton (Piala Rachmat Hidajat) dalam ajang Festival Film Indonesia untuk penampilannya dalam film "Siksa Kubur". Penghargaan ini sangat signifikan karena diberikan berdasarkan pilihan langsung penonton, menunjukkan bahwa penampilannya benar-benar menyentuh dan berkesan bagi masyarakat luas.
Kemenangan dalam kategori Aktor Pilihan Penonton tersebut semakin memantapkan posisi Afrian sebagai talenta yang diakui dalam industri perfilman Indonesia. Penghargaan ini juga menjadi validasi atas kemampuannya untuk menyampaikan karakter yang kompleks dan kontroversial dengan cara yang dapat diterima dan diapresiasi oleh penonton Indonesia.
Signifikansi dalam Konteks Perfilman Indonesia
Kehadiran Afrian Arisandy dalam industri perfilman Indonesia merepresentasikan fenomena penting dalam perkembangan sinema nasional, yaitu pemanfaatan talenta lokal non-profesional yang mampu memberikan autentisitas dan kedalaman karakter dalam produksi film. Kemampuannya menyeimbangkan antara profesi sebagai pendidik dan kontribusinya dalam dunia perfilman menunjukkan bahwa pengembangan industri kreatif tidak harus mengorbankan profesi dan komitmen sosial lainnya.
Kontribusi Afrian juga menggambarkan pentingnya desentralisasi talenta dalam industri perfilman Indonesia, di mana aktor-aktor dari daerah dapat memberikan warna dan perspektif yang berbeda dalam produksi film nasional. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa talenta berkualitas tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan perlu diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam industri kreatif nasional.
